SYDNEY – Para ahli virologi terkemuka baru-baru ini merilis makalah yang mengajukan keberatan terhadap teori asal-usul virus corona dari kebocoran laboratorium Wuhan, papar sebuah laporan media.
Para penulis studi yang diterbitkan di Zenodo pada Rabu (7/7) tersebut, termasuk pemenang Nobel asal Australia Peter Doherty, berpendapat bahwa kendati hewan yang menjadi inang virus COVID-19 belum diketahui secara pasti, ada bukti kuat virus tersebut berasal dari hewan, papar Sydney Morning Herald pada Kamis (8/7).
Menurut laporan tersebut, para ahli virologi menilai SARS-CoV-2 tampaknya berbeda dari virus-virus yang bocor dalam sejumlah insiden di masa lalu.
“Hal terpenting, tidak ada data yang menunjukkan bahwa Institut Virologi Wuhan menyimpan virus SARS-CoV-2, atau virus apa pun yang cukup mirip untuk berevolusi menjadi virus itu, sehingga bisa membocorkannya,” tulis laporan tersebut.
Australasian Virology Society dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa makalah tersebut “menguraikan satu demi satu bantahan atas pertanyaan yang diajukan untuk mendukung hipotesis ‘kebocoran lab’.”
Para penulis juga meyakini bahwa tidak ada kasus pada manusia yang diketahui terkait dengan Institut Virologi Wuhan, papar laporan itu.
“Hewan yang menjadi inang COVID-19 pertama kali masih belum terkonfirmasi, tetapi ini bukan hal yang tidak lazim,” tambah laporan itu.
Mengenai penelitian gain-of-function yang menguji apakah suatu virus dapat dibuat menjadi lebih menular, para peneliti menulis bahwa SARS-CoV-2 tidak memiliki penanda genetik yang Anda harapkan dari penelitian semacam itu, demikian dilansir Sydney Morning Herald. [Xinhua]