PARIS – Keputusan Inggris untuk tetap memberlakukan pembatasan hanya kepada pelancong dari Prancis merupakan langkah “diskriminatif”, seperti diutarakan Menteri Luar Negeri Prancis untuk Urusan Eropa Clement Beaune pada Kamis (29/7), seraya meminta Inggris untuk kembali meninjaunya “sesegera mungkin.”
“Ini berlebihan, dan terus terang tidak dapat dipahami dengan alasan kesehatan … dan diskriminatif terhadap warga Prancis,” ujar Beaune kepada saluran televisi LCI.
“(Peraturan) itu tidak didasarkan pada sains. Tidak ada pembenaran atas keputusan ini, saya berharap (keputusan) itu secepatnya ditinjau ulang,” katanya.
Mulai 2 Agustus, pengunjung dari Amerika Serikat dan Uni Eropa yang telah divaksinasi tidak perlu lagi menjalani karantina saat tiba di Inggris, seperti diumumkan pemerintah Inggris pada Rabu (28/7).
Sementara itu, London mempertahankan penerapan karantina bagi pelancong asal Prancis, dengan alasan adanya varian Beta di negara tersebut, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan. Beaune menyebutkan bahwa varian Beta mewakili kurang dari lima persen dari total infeksi COVID-19 di daratan Prancis di saat varian tersebut menyebar di Pulau La Reunion di Samudra Hindia, yang tidak memberikan arus besar ke Inggris. Prancis tidak merencanakan tindakan balasan “untuk saat ini,” tambahnya. “Kami membuat keputusan kami atas dasar kriteria kesehatan.” [Xinhua]