SYDNEY – “Hipotesis kebocoran laboratorium” terkait asal-usul COVID-19 memiliki kelemahan, ujar Dominic Dwyer, profesor di Universitas Sydney, dalam artikel surat kabar Sydney Morning Herald yang dipublikasikan pada Selasa (8/6)..
Kelemahan utama hipotesis itu, tutur Dwyer, adalah tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Institut Virologi Wuhan terpapar SARS-CoV-2 sebelum pandemi.
“Kebocoran laboratorium, jika itu menjadi tempat kemunculan virus … berarti seharusnya mereka sudah terpapar virus itu sejak awal, dan kami tidak memiliki bukti terkait hal tersebut,” kata Dwyer, yang juga merupakan salah satu anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikirim ke China pada Januari lalu.
Sebagai “sebuah lembaga penelitian terkemuka” yang melakukan studi virus corona, Institut Virologi Wuhan tidak memiliki alasan untuk menyembunyikan hal apa pun jika mereka benar-benar terpapar virus itu, imbuh Dwyer.
China tampak terbuka dan kooperatif terkait penyelidikan mengenai asal-usul COVID-19, lanjutnya. “Semua lokasi yang ingin kami kunjungi, mereka mengizinkan kami mengunjunginya. Saya kira mereka sangat terbuka.”
Laporan tim WHO menyimpulkan bahwa virus yang menular dari satu spesies hewan ke yang lainnya hingga kemudian menjangkiti manusia merupakan kemungkinan paling besar dari merebaknya wabah COVID-19 dan berpendapat kebocoran laboratorium “kemungkinannya sangat kecil,” menurut Dwyer. [Xinhua]