KUALA LUMPUR – Majelis rendah parlemen Malaysia pada Senin (26/7) menggelar sidang khusus untuk mendengarkan penjelasan pemerintah mengenai isu-isu terkait situasi COVID-19 yang tengah berlangsung dan status darurat yang saat ini diterapkan di negara tersebut.
Sidang lima hari tersebut menjadi yang pertama dilaksanakan sejak parlemen ditangguhkan menyusul penerapan keadaan darurat pada 12 Januari untuk menghentikan penyebaran wabah COVID-19.
Sidang itu akan dilangsungkan tanpa kehadiran beberapa anggota parlemen, yang dua di antaranya tertular COVID-19, sementara beberapa lainnya sedang menjalani karantina. Semua anggota parlemen telah divaksin sebelum sidang itu.
Menurut jadwal parlemen, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan menyampaikan pernyataan terkait rencana pemulihan nasional yang dimaksudkan untuk memandu negara tersebut keluar dari situasi COVID-19, yang mencatatkan lonjakan jumlah penularan baru dalam beberapa pekan terakhir. Hingga Minggu (25/7), jumlah total kasus telah melampaui angka 1 juta.
Selain Muhyiddin, Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba juga akan menyampaikan pernyataan terkait upaya dalam memerangi pandemi. Sementara itu, Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Malaysia Khairy Jamaluddin, yang juga menjabat sebagai menteri koordinator untuk program imunisasi COVID-19 nasional Malaysia, akan menguraikan program vaksinasi nasional.
Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz akan memaparkan berbagai paket bantuan ekonomi pemerintah, sementara pernyataan terkait penerapan perintah darurat diperkirakan akan disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob pada hari terakhir sidang.
Setelah pemaparan menteri-menteri tersebut, para anggota parlemen akan diberi kesempatan untuk meminta klarifikasi dan menyampaikan pendapat. [Xinhua]