SYDNEY – Sementara penularan lokal COVID-19 terus berlanjut di Negara Bagian New South Wales (NSW), Australia, pihak kepolisian negara bagian mengatakan bahwa mereka “memperkirakan” akan ada aksi unjuk rasa lagi pada akhir pekan ini.
NSW pada Jumat (30/7) melaporkan 170 kasus penularan lokal baru COVID-19 dalam kurun waktu 24 jam hingga Kamis (29/7) pukul 20.00 waktu setempat. Sumber penularan dari 93 kasus di antaranya tengah diselidiki.
Kepala Petugas Kesehatan NSW Kerry Chant menuturkan bahwa ada kemungkinan seseorang yang mengikuti aksi unjuk rasa akhir pekan lalu ternyata infeksius.
Chant mengatakan tidak ada kasus terdokumentasi COVID-19 yang dilaporkan menghadiri aksi unjuk rasa itu, tetapi orang mungkin tidak mengungkapkan kehadirannya. “Orang-orang tidak tahu kalau mereka terinfeksi COVID.”
Komisaris Polisi NSW Mick Fuller mengatakan kepada saluran media lokal, Channel 9, bahwa pihak kepolisian memperkirakan akan ada aksi unjuk rasa lagi pada akhir pekan ini. Dia memperingatkan bahwa orang-orang yang berunjuk rasa di wilayah mana pun di Sydney selama akhir pekan akan berhadapan dengan “hingga 1.000 aparat polisi.”
“Jika Anda pikir dapat memisahkan diri dan melakukan aksi unjuk rasa di lokasi lain di Greater Sydney, aparat polisi akan bergerak dan menunggu Anda. Anda sudah diberi banyak peringatan,” tutur Fuller.
Dia menyampaikan bahwa sejauh ini, aparat polisi yang menyelidiki aksi unjuk rasa pada akhir pekan lalu telah “menahan” 60 orang dan mengeluarkan lebih dari 200 surat pemberitahuan pelanggaran, dan Fuller memperkirakan angka itu akan bertambah.
“Jika Anda hadir (dalam aksi unjuk rasa), Anda akan menghadapi tingkat kekuatan (polisi) yang sama,” imbuh Fuller.
Selain itu, Fuller pada Kamis mengonfirmasi bahwa dirinya telah mengajukan permintaan resmi kepada pemerintah federal terkait bantuan Pasukan Pertahanan Australia (Australian Defence Force/ADF) dalam operasi kepatuhan COVID-19 yang diterapkan saat ini, meminta 300 personel ADF untuk meningkatkan kapasitas operasional Kepolisian NSW. [Xinhua]