KATHMANDU – BINITA NEPALI, Koresponden Xinhua: “Nepal kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19. Varian COVID-19 Delta dan Delta plus yang sangat menular telah menyebar di negara ini. Jumlah kasus harian melampaui 4.000 dalam beberapa hari terakhir. Kementerian kesehatan telah memperingatkan bahwa gelombang ketiga tidak dapat dihindari.”
Rumah-rumah sakit sudah menerima banyak sekali pasien rawat inap karena COVID-19. Ruang perawatan intensif (ICU) dan ranjang rumah sakit telah terisi penuh, dan ventilator juga habis terpakai.
Perintah pembatasan yang diberlakukan sejak akhir April lalu oleh otoritas daerah di seluruh negeri dilonggarkan secara bertahap mulai pertengahan Juni karena jumlah kasus yang menurun.
Setelah itu, masyarakat mulai melanggar protokol kesehatan yang diberlakukan untuk memerangi penularan, sehingga wabah pun tidak dapat dikendalikan sebagaimana mestinya.
SAMIR ADHIKARI, Juru Bicara Bersama Kementerian Kesehatan dan Kependudukan: “Jika melihat kondisi rumah sakit, gelombang ketiga COVID sudah dimulai, namun jika melihat pergerakan masyarakat, orang-orang bersikap seolah-olah COVID itu tidak ada.”
BINITA NEPALI: “Atas peningkatan kasus COVID-19 yang pesat ini, para ahli menyalahkan peningkatan mobilitas masyarakat, pengabaian mereka terhadap langkah-langkah keamanan, dan kegagalan otoritas berwenang untuk menggalakkan pembatasan. Selain itu, para ahli mengatakan kerumunan dan kekacauan di pusat imunisasi juga dapat menjadi salah satu alasannya.”
SHER BAHADUR PUN: “Terlihat jelas bahwa pusat-pusat imunisasi, tempat orang-orang yang belum pernah terinfeksi berkerumun dalam jumlah besar untuk menerima vaksin, menjadi sumber atau hotspot penularan. Banyak orang menghubungi saya, mengatakan mereka terinfeksi setelah mengunjungi pusat vaksinasi untuk divaksin.”
Orang-orang yang datang ke pusat vaksinasi untuk mendapatkan vaksin, dan juga tenaga kesehatan yang bekerja di pusat vaksinasi, khawatir akan tertular COVID-19.
TEJASHMAN SHAKYA, Warga Kathamandu: “Ada risiko penularan karena pusat vaksinasi ramai dan tidak ada penjagaan jarak. Menjaga jarak aman itu sulit. Kita sangat berpotensi tertular saat mendapatkan vaksin.”
RITA SHAKYA, Tenaga kesehatan: “Kami takut tertular virus. Tetapi kami tidak punya pilihan. Kami harus memenuhi kewajiban kami terhadap masyarakat.”
Nepal pada Senin (9/8) melaporkan 22 kematian baru, sehingga kasus kematian secara nasional menjadi 10.115. Jumlah kasus aktif tercatat 36.288 dan infeksi di seluruh negeri mencapai 717.486.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kathmandu. (XHTV)