LONDON – Inggris melaporkan 18.270 kasus virus corona dalam periode 24 jam terakhir, kasus harian tertinggi sejak awal Februari, menurut angka resmi yang dirilis pada Sabtu (26/6). Jumlah total kasus virus corona di Inggris kini mencapai 4.717.811.
Negara itu juga melaporkan tambahan 23 kematian terkait virus corona, sehingga jumlah kematian nasional menjadi 128.089. Angka-angka ini hanya mencakup kematian orang yang meninggal dalam waktu 28 hari setelah pertama kali teruji positif.
Lebih dari 44 juta orang di Inggris telah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama dan lebih dari 32,2 juta orang telah menerima dua dosis, tunjuk data terbaru.
Angka terbaru itu diumumkan seiring mulai dibukanya vaksinasi COVID-19 bagi orang dewasa di Inggris tanpa harus membuat janji temu, yang bisa dilakukan di ratusan lokasi vaksinasi walk-in di seluruh negeri akhir pekan ini.
Dalam kampanye “grab a jab”, mereka yang berusia 18 tahun ke atas dapat datang ke tempat-tempat vaksinasi Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS), termasuk stadion sepak bola, teater, tempat parkir supermarket, dan pusat perbelanjaan, lapor surat kabar The Guardian.
Pusat-pusat vaksinasi itu terbuka bagi warga yang ingin menerima dosis pertama, tetapi juga dapat memberikan suntikan kedua bagi warga berusia di atas 40 tahun telah mendapatkan dosis pertama setidaknya delapan pekan lalu, atau minimal 12 pekan lalu bagi mereka yang berusia di bawah 40 tahun, menurut laporan itu.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan penundaan selama empat pekan untuk langkah terakhir peta jalan Inggris keluar dari pembatasan COVID-19 hingga 19 Juli, di tengah lonjakan kasus varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India.
Inggris melaporkan 35.204 kasus baru varian Delta dalam pekan terakhir, naik 46 persen, menurut Public Health England (PHE) pada Jumat (25/6), menambahkan bahwa varian Delta kini mencakup 95 persen dari semua kasus yang telah menjalani pengurutan (sequencing).
Para ahli memperingatkan bahwa virus corona dapat terus berevolusi selama bertahun-tahun mendatang, dan pada akhirnya vaksin yang saat ini ada kemungkinan akan gagal melindungi dari penularan, infeksi, atau bahkan penyakit yang disebabkan oleh varian yang lebih baru. [Xinhua]