WELLINGTON – Sekitar 45.000 warga Selandia Baru hidup dengan hepatitis C. Namun, karena gejala yang sering tidak muncul selama bertahun-tahun, separuh dari mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya, kata seorang pejabat kesehatan jelang peringatan Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada Rabu (28/7) mendatang.
Klinik tes hepatitis C nonpermanen akan didirikan di seluruh Selandia Baru pada Hari Hepatitis Sedunia untuk mempercepat dan memudahkan tes bagi warga Selandia Baru yang berisiko, kata Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield dalam pernyataannya pada Senin (26/7).
Hepatitis C adalah virus yang ditularkan melalui darah yang menyerang organ hati dan dapat menyebabkan kanker, papar Bloomfield.
“Virus ini menjadi ancaman kesehatan utama bagi masyarakat di Selandia Baru. Sekitar 1.000 orang tertular hepatitis C setiap tahun dan 200 orang meninggal karena penyakit itu. Hepatitis C adalah penyebab utama transplantasi hati di Selandia Baru dan penyebab utama kedua kanker hati (setelah hepatitis B),” tuturnya.
Kini ada pengobatan sangat efektif yang dapat menyembuhkan hingga 98 persen dari mereka yang menderita hepatitis C kronis. Namun untuk mencapai eliminasi, setiap orang yang mengidap virus tersebut harus didiagnosis sehingga mereka dapat menerima pengobatan ini, kata Bloomfield.
Orang-orang yang berisiko meliputi mereka yang pernah menyuntikkan narkoba, menerima tato atau tindik badan menggunakan peralatan yang tidak steril, menerima perawatan medis di negara berisiko tinggi, atau lahir dari ibu yang mengidap hepatitis C, katanya.
Peringatan Hari Hepatitis Sedunia kali ini juga akan menandai peluncuran Rencana Aksi Hepatitis C Nasional untuk Selandia Baru yang fokus pada peningkatan kesadaran, pencegahan, pengujian dan pengobatan hepatitis C, menurut Kementerian Kesehatan Selandia Baru. [Xinhua]