QUITO – Otoritas Ekuador pada akhir pekan lalu menahan 176 orang karena melanggar jam malam yang diberlakukan belum lama ini untuk meredam penyebaran penyakit virus corona baru (COVID-19), demikian disampaikan Government Minister Ekuador Gabriel Martinez pada Senin (26/4).
Sebanyak “176 orang ditahan karena melanggar jam malam” di 16 dari 24 provinsi di negara tersebut, kata Martinez dalam konferensi pers, seraya menambahkan bahwa mereka dijatuhi hukuman penjara sebagaimana ditetapkan oleh Kantor Kejaksaan, yang akan menerapkan Pasal 282 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Ekuador untuk kasus-kasus ini.
Berdasarkan pasal tersebut, kegagalan untuk mematuhi keputusan sah dari otoritas yang kompeten dapat diganjar hukuman satu hingga tiga tahun penjara.
Martinez mengakui bahwa sanksi itu memang keras, namun mengatakan bahwa terdakwa berhak atas pembelaan yang sah.
Konferensi pers digelar untuk melaporkan hasil dari penerapan karantina wilayah (lockdown) akhir pekan pertama yang mulai diberlakukan pada 20 Mei, sesuai keputusan pemerintah.
Meski beberapa warga melanggar aturan jam malam dan larangan berkumpul, kebijakan lockdown telah berjalan dengan sukses, kata Martinez.
“Kami percaya bahwa secara umum, perilaku warga sudah baik,” katanya, seraya menambahkan bahwa penduduk di kota-kota besar sebagian besar “mematuhi” jam malam dan kebijakan lainnya.
Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Ekuador pada Senin, negara tersebut mencatatkan 374.775 kasus terkonfirmasi COVID-19 dan 13.198 kematian terkonfirmasi akibat penyakit tersebut. [Xinhua]