SHANGHAI – Museum Astronomi Shanghai, planetarium terbesar di dunia dalam hal skala bangunan, secara resmi dibuka pada Sabtu (17/7).
Dengan luas sekitar 58.600 meter persegi, museum tersebut berdiri di Kawasan Khusus Lingang Zona Perdagangan Bebas Percontohan (Shanghai) China. Museum ini merupakan cabang dari Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Shanghai (Shanghai Science and Technology Museum/SSTM) dan mulai menerima pengunjung umum pada Minggu (18/7).
Museum ini menampilkan arsitektur inovatif, area pameran dengan berbagai tema, teknologi immersive, serta beragam koleksi berharga.
FITUR ARSITEKTUR
Jika dilihat dari udara, bangunan utama museum tampak seperti mangkuk raksasa berisi beragam instrumen astronomi dengan jendela atap (skylight) sirkular, sebuah kubah bulat terbalik, dan sebuah teater kubah.
Seperti mekanisme jam Matahari, titik cahaya di tanah berubah saat sinar Matahari menembus skylight sirkular dan akan menjadi lingkaran sempurna pada siang hari saat titik balik Matahari musim panas (summer solstice).
Menara Xihe dan Menara Wangshu, yang masing-masing dinamai berdasarkan simbol Matahari dan Bulan dalam mitologi China kuno, berdiri laksana satelit-satelit dari bangunan utama.
Pada siang hari, para pengunjung dapat mengamati Matahari melalui teleskop surya optik adaptif edukasi di Menara Xihe dan melihat gambar berdefinisi tinggi dari bintik Matahari dan suar Matahari (solar flare).
Pada malam hari, para pengunjung dapat menikmati pemandangan Bulan, planet-planet, serta benda langit di antariksa dalam (deep space) melalui teleskop fokus ganda berukuran satu meter, yang merupakan teleskop terbesar di China dalam hal tingkap (aperture), yang terletak di Menara Wangshu.
IMERSIF DAN INTERAKTIF
Pembukaan Museum Astronomi Shanghai merupakan sebuah tonggak bagi upaya mempromosikan ilmu pengetahuan, mengingat Shanghai kini memiliki berbagai museum tentang alam, teknologi modern, dan astronomi, kata Wang Lianhua, penanggung jawab SSTM.
Menjelajahi gedung utama, para pengunjung dapat memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai alam semesta melalui tiga pameran bertema, yakni Home, Cosmos, dan Odyssey. Banyak fasilitas lain berfokus pada topik seperti sejarah penelitian China tentang astronomi, eksplorasi Mars, dan upaya memopulerkan ilmu pengetahuan atau sains untuk anak-anak.
Sistem proyeksi bola beresolusi 8K, dengan sistem kinerja laser canggih dan sistem pertunjukan panggung, dipasang di teater kubah yang memungkinkan para pengunjung menikmati pertunjukan tentang berbagai perkembangan terbaru dalam bidang astronomi.
Selain itu, museum tersebut juga memamerkan beragam koleksi termasuk sekitar 70 meteorit, meliputi meteorit dari Bulan, Mars, dan Vesta, serta lebih dari 120 koleksi artefak seperti karya Isaac Newton, Galileo Galilei, dan Johannes Kepler.
Di antara lebih dari 300 koleksi pameran di museum tersebut, pameran interaktif mencakup lebih dari 50 persen. Beragam teknologi seperti visualisasi data, realitas tertambah (augmented reality/AR), realitas virtual (virtual reality/VR), dan teknologi biometrik membantu pengunjung memperoleh pengetahuan astronomi dan ilmiah melalui interaksi.
INSPIRASI UNTUK MASA DEPAN
“China melakukan eksplorasi yang sangat bermanfaat di antariksa dalam pada abad ke-21,” kata Ye Shuhua, seorang astronom ternama dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan China. Ye telah melakukan berbagai upaya selama beberapa dekade untuk membantu mendirikan Museum Astronomi Shanghai.
Dia menyatakan bahwa pembangunan planetarium itu sangat penting untuk memopulerkan pengetahuan dalam ilmu astronomi dan mendukung pendidikan generasi muda di bidang tersebut.
Bidang fiksi ilmiah dan astronomi kian diminati oleh publik China. Pada 2019, total nilai output industri fiksi ilmiah China mencapai 65,87 miliar yuan (1 yuan = Rp2.245), naik 44,3 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, box office film fiksi ilmiah domestik meningkat dua kali lipat dari 2018.
Sebanyak 69 persen anak muda China yang disurvei baru-baru ini oleh China Youth Daily merasa bahwa semangat dan pencapaian yang dibuat dalam penjelajahan antariksa berawak China sangat menggembirakan dan menginspirasi.
“Saya merasa seperti mengikuti jalan eksplorasi antariksa dari berbagai generasi masyarakat China. Kami menyaksikan China memulai perjalanan baru di bidang antariksa,” kata Wang Lu, seorang pengunjung dari Shanghai, setelah menonton model replika wahana antariksa Chang’e-5, wahana penjelajah Mars Zhurong, dan modul inti stasiun antariksa Tianhe milik China.
“Saya merasa terhormat untuk menjadi bagian dari tahap awal proyek museum ini, dan berharap semuanya dapat sukses dalam menginspirasi generasi mendatang dengan cerita tentang kita dan alam semesta,” kata Thomas Kraupe, Direktur Planetarium Hamburg yang juga mantan presiden International Planetarium Society. [Xinhua]