LHASA – Jalur kereta listrik pertama di Daerah Otonom Tibet, China barat daya, resmi beroperasi pada Jumat (25/6) pagi, menghubungkan ibu kota regional Lhasa dengan Kota Nyingchi, kala kereta peluru “Fuxing” resmi meluncur di wilayah dataran tinggi tersebut.
Dengan panjang 435 km dan dirancang mampu dilalui kecepatan 160 km per jam, jalur baru ini merupakan jalur kereta listrik satu jalur. Saat ini terdapat sembilan stasiun yang tersebar di kota Lhasa, Shannan, dan Nyingchi yang dapat melayani transportasi penumpang dan barang.
Jalur kereta Lhasa-Nyingchi yang baru dibuka ini menghadirkan akses layanan kereta di Tibet tenggara untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Dibandingkan dengan jalan raya, jalur kereta Lhasa-Nyingchi memangkas waktu tempuh antara Lhasa ke Nyingchi dari 5 jam menjadi sekitar 3,5 jam, serta memangkas waktu perjalanan antara Shannan ke Nyingchi dari 6 jam menjadi sekitar 2 jam.
Ini kali pertama kereta peluru Fuxing, yang dikembangkan secara independen oleh China, mengangkut penumpang di Tibet. Rangkaian kereta peluru Fuxing ini beroperasi di seluruh wilayah setingkat provinsi di China Daratan.
Kereta Fuxing yang beroperasi saat ini memiliki rentang kecepatan 160 km hingga 350 km per jam, sebuah prestasi yang penting dalam inovasi teknologi perkeretaapian China.
Pembangunan jalur kereta ini dimulai pada Maret 2015. Lebih dari 130.000 pekerja bekerja di wilayah pegunungan itu untuk membangun jalur kereta, 90 persen di antaranya di ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut.
Jalur kereta ini melintasi 47 terowongan dan 121 jembatan, serta melintasi Sungai Yarlung Zangbo sebanyak 16 kali. Terowongan dan jembatan mencakup sekitar 75 persen dari total panjang jalur itu, yang menghadirkan tantangan bagi para pekerja konstruksi dan memberikan pengalaman berharga untuk pembangunan jalur kereta di dataran tinggi.
Dengan kapasitas angkutan barang tahunan mencapai 10 juta ton, jalur kereta ini memberikan dukungan yang kuat bagi arus barang, yang akan mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan kehidupan masyarakat.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Lhasa, China. (XHTV)