WASHINGTON – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen pada Selasa (5/10) mengatakan dirinya memperkirakan perekonomian AS akan jatuh dalam resesi jika Kongres gagal menaikkan limit utang pemerintah federal.
“Saya menganggap 18 Oktober sebagai tenggat waktu. Akan menjadi bencana besar jika tidak membayar tagihan pemerintah, jika kita berada dalam posisi kekurangan sumber daya untuk membayar tagihan pemerintah,” kata Yellen dalam sebuah wawancara dengan CNBC, menambahkan bahwa hal itu sangat merusak kepercayaan terhadap AS dan reputasi negara.
“Sekuritas Departemen Keuangan AS telah lama dipandang sebagai aset teraman di planet ini yang sebagian berkontribusi terhadap status cadangan dolar, dan membuat semua itu menjadi meragukan karena gagal membayar tagihan yang jatuh tempo akan benar-benar menjadi malapetaka,” kata Yellen.
“Saya benar-benar memperkirakan hal itu juga akan menyebabkan resesi,” ungkapnya. Pernyataan itu disampaikan Yellen setelah Presiden AS Joe Biden pada Senin (4/10) mendesak Kongres agar menaikkan batas utang, mengecam Partai Republik karena mengancam akan menggunakan kekuasaan mereka untuk menghalangi upaya Partai Demokrat.
Biden juga memperingatkan bahwa kegagalan membayar utang (default) AS akan menyebabkan “luka yang merugikan diri sendiri dan akan membawa perekonomian kita terperosok ke dalam jurang” serta mempertaruhkan lapangan kerja dan tabungan pensiun.
Sebagai bagian dari kesepakatan anggaran bipartisan yang diberlakukan pada Agustus 2019, Kongres menangguhkan batas utang hingga 31 Juli. Setelah batas utang diberlakukan kembali seperti semula pada 1 Agustus, Departemen Keuangan AS mulai menggunakan “langkah-langkah luar biasa” guna terus membiayai pemerintahan untuk sementara waktu.
Batas utang, atau yang biasa disebut pagu utang, adalah jumlah total uang yang dapat dipinjam oleh pemerintah AS untuk memenuhi kewajiban hukumnya, termasuk jaminan sosial dan tunjangan kesehatan, bunga utang nasional, serta pembayaran lainnya. [Xinhua]