Menunjukkan kaitan antara kekuatan korporasi dan inflasi bukanlah langkah yang bertujuan untuk mengganggu bisnis, namun langkah untuk “meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan kuat,” demikian disampaikan Robert Reich, mantan menteri tenaga kerja AS, dalam sebuah artikel di The Guardian.
LONDON, Keputusan Gedung Putih untuk berhenti mengaitkan kekuatan korporasi dengan inflasi merupakan “kesalahan besar,” demikian disampaikan Robert Reich, mantan menteri tenaga kerja Amerika Serikat (AS), dalam sebuah artikel di The Guardian.
Menentang keputusan Gedung Putih, Reich, yang juga profesor kebijakan publik di University of California di Berkeley, mengatakan dalam artikel opini yang dirilis pada Minggu (20/2) bahwa meskipun perusahaan yang mendulang untung (profitable) “dapat dengan mudah menekan kenaikan biaya,” mereka tidak melakukannya.
“Meskipun sebagian besar kenaikan harga yang saat ini memengaruhi ekonomi AS dan global merupakan akibat dari masalah rantai pasokan global, ini tidak menjelaskan mengapa perusahaan besar dan yang sangat profitable itu meneruskan kenaikan biaya ini kepada pelanggan mereka dalam bentuk harga yang lebih tinggi,” tuturnya.
Menunjukkan kaitan antara kekuatan korporasi dan inflasi bukanlah langkah yang bertujuan untuk mengganggu bisnis, namun langkah untuk “meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan kuat,” tambahnya.
Seandainya Washington gagal menghentikan langkah perusahaan-perusahaan monopolistik yang sangat profitabletersebut untuk menaikkan harga produk mereka, tanggung jawab untuk mengendalikan inflasi tinggal di tangan bank sentral negara itu dengan cara menaikkan suku bunga, ungkap Reich.
Namun, kenaikan suku bunga “akan memperlambat ekonomi dan kemungkinan menyebabkan jutaan pekerja berupah rendah kehilangan pekerjaan mereka dan memupus kenaikan upah yang telah lama tertunda,” tambahnya. [Xinhua]