Namun, pemulihan ekonomi tidak terhenti dan IfW Kiel memperkirakan pertumbuhan PDB akan mencapai 3,5 persen pada 2023.
BERLIN, Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia (Institut für Weltwirtschaft/IfW Kiel) pada Kamis (17/3) memangkas hampir separuh proyeksinya untuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman pada 2022 dari 4 persen menjadi 2,1 persen.
Tingkat inflasi tahunan di Jerman diperkirakan akan meningkat menjadi 5,8 persen pada 2022, tertinggi sejak reunifikasi negara itu lebih dari 30 tahun lalu, menurut “Proyeksi Musim Semi” institut tersebut.
Krisis Ukraina “menunda kembalinya (pemulihan ekonomi) ke tingkat pra-COVID-19 menjadi ke paruh kedua tahun ini” dan “memberikan tekanan nyata pada ekonomi Jerman dan meningkatkan tekanan inflasi yang sudah kuat,” kata IfW Kiel.
Gejolak ekonomi yang disebabkan oleh krisis Ukraina kemungkinan akan merugikan Jerman sekitar 90 miliar euro (1 euro = Rp15.795) dalam outputekonomi tahun ini dan tahun depan, menurut lembaga itu.
“Ekonomi di Jerman dan di seluruh dunia bergantung pada kekuatan yang berlawanan,” ujar Stefan Kooths, kepala proyeksi ekonomi sekaligus wakil presiden IfW Kiel.
“Efek kenaikan dan peningkatan yang kuat setelah pencabutan sebagian besar langkah pengendalian infeksi COVID-19” terimbangi oleh gelombang kejut yang disebabkan oleh krisis Ukraina, katanya.
Kapasitas produksi di Jerman diperkirakan akan tetap kurang didayagunakan hingga akhir tahun dan oleh karena itu, outputekonomi akan “tetap di bawah potensinya.”
Namun, pemulihan ekonomi tidak terhenti dan IfW Kiel memperkirakan pertumbuhan PDB akan mencapai 3,5 persen pada 2023.
Pada 2022, institut tersebut memperkirakan PDB Jerman akan meningkat sebesar 2,8 persen di zona euro, dan 3,1 persen di Amerika Serikat. [Xinhua]