MEXICO CITY – Pemerintah Amerika Serikat (AS) hanya melakukan investasi dalam jumlah kecil selama beberapa dekade terakhir untuk pembangunan Amerika Latin, faktor yang sejatinya dapat mengurangi arus migrasi, kata Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Rabu (22/9).
AS terakhir kali melakukan investasi yang signifikan di kawasan tersebut pada era pemerintahan John F. Kennedy (1961-1963), dengan nilai sekitar 10 miliar dolar AS, atau setara 120 miliar dolar AS dengan kurs saat ini (1 dolar AS = Rp14.249), kata Lopez Obrador dalam konferensi pers hariannya.
“Seberapa besar mereka berinvestasi sejak saat itu dalam pembangunan Amerika Latin dan Karibia? Bahkan tidak sampai 10 persen dari angka tersebut,” ujarnya.
Lopez Obrador menyebutkan bahwa ketika dirinya mulai menjabat pada Desember 2018, AS berkomitmen untuk menginvestasikan 4 miliar dolar AS dalam proyek-proyek pembangunan di Meksiko dan Amerika Tengah, tetapi “belum ada (dana) yang diterima.”
Namun demikian, presiden Meksiko itu mengaku “yakin” Presiden AS Joe Biden akan menerima usulnya untuk meningkatkan pembangunan di Amerika Tengah guna membatasi migrasi. Menurut Lopez Obrador, fenomena migrasi tidak boleh diselesaikan secara paksa, melainkan dengan opsi-opsi produktif yang menurunkan tren emigrasi.
“Sudah cukup kita mencoba menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi dengan paksaan … yang kita inginkan adalah agar masyarakat memiliki sumber daya untuk menanami dan membudidayakan tanah mereka,” ujarnya. Migrasi massal ke utara dari wilayah-wilayah miskin di Amerika Tengah belakangan ini semakin diperparah oleh pandemi COVID-19 serta dampaknya terhadap lapangan pekerjaan dan produksi. [Xinhua]