BEIJING – Total perdagangan antara China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) melonjak dari 8,36 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.272) pada 1991 menjadi 685,28 miliar dolar AS pada 2020, dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunannya mencapai 16,5 persen, menurut data dari otoritas bea cukai China.
Tingkat pertumbuhan itu 3,4 poin persentase lebih tinggi dari rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan perdagangan luar negeri China secara keseluruhan dalam periode yang sama, demikian disampaikan Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) China.
Proporsi ekspor produk mesin dan elektronik China ke ASEAN naik dari 28,9 persen pada 1993 menjadi 53,3 persen pada 2020, sementara ekspor ponsel, kapal, dan otomotif ke ASEAN juga meningkat.
Proporsi impor produk mesin dan elektronik China dari ASEAN melonjak dari 11,1 persen pada 1993 menjadi 52,7 persen pada 2020, sementara impor produk pertanian, karet, minyak bumi, dan produk lainnya dari ASEAN juga meningkat pesat.
Sejak China dan ASEAN menjalin hubungan dialog pada 1991, iklim bisnis yang kian membaik telah memfasilitasi perdagangan bilateral.
Juru bicara GAC Li Kuiwen menyampaikan bahwa sejak pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN, bea cukai China berinisiatif menyelesaikan negosiasi dengan ASEAN untuk meningkatkan aturan ketentuan asal barang (rules of origin) dan menerapkannya dengan mulus, serta membantu perusahaan-perusahaan perdagangan luar negeri dalam pemanfaatan kebijakan pemangkasan tarif secara penuh.
China dan ASEAN saling melengkapi dalam bidang perdagangan dan dengan demikian memiliki potensi kerja sama yang luar biasa, imbuhnya. [Xinhua]