BEIJING – Perdagangan luar negeri China mencatatkan rebound pada Mei, mengindikasikan pemulihan secara keseluruhan seiring paket kebijakan pemerintah untuk menstabilkan ekonomi sembari membendung lonjakan kembali COVID-19 mulai membuahkan hasil.
Total impor dan ekspor China naik 9,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 3,45 triliun yuan (1 yuan = Rp2.181) bulan lalu setelah kenaikan 0,1 persen pada April, demikian ditunjukkan data resmi pada Kamis (9/6).
Dalam lima bulan pertama 2022, volume perdagangan luar negeri China naik 8,3 persen (yoy) menjadi 16,04 triliun yuan, melampaui pertumbuhan 7,9 persen pada periode Januari-April, menurut Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) China.
Dalam dolar AS, total perdagangan luar negeri China mencapai 2,51 triliun dolar AS (1 dolar = Rp14.555) dalam periode lima bulan, naik 10,3 persen (yoy).
Dalam lima bulan pertama, ekspor tumbuh 11,4 persen (yoy), sementara impor naik 4,7 persen, yang menghasilkan surplus perdagangan sebesar 1,84 triliun yuan, menurut data bea cukai.
Selama periode ini, perdagangan China dengan tiga mitra dagang utamanya, yaitu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Uni Eropa, dan Amerika Serikat (AS), meningkat masing-masing 8,1 persen, 7 persen, dan 10,1 persen dari tahun lalu.
Dari Januari hingga Mei, perdagangan China dengan negara-negara Sabuk dan Jalur Sutra melonjak 16,8 persen (yoy) menjadi 5,11 triliun yuan.
Perusahaan-perusahaan swasta melaporkan pertumbuhan yang lebih cepat seiring impor dan ekspor mereka naik 11,8 persen menjadi 7,86 triliun yuan dalam lima bulan pertama, menyumbang 49 persen dari total impor-ekspor China, menandai peningkatan 1,5 poin persentase dari periode yang sama tahun lalu.
DUKUNGAN KEBIJAKAN MEMBUAHKAN HASIL
Rebound ini dicatat saat pemerintah China meningkatkan dukungan untuk membantu perusahaan-perusahaan perdagangan asing mengatasi berbagai kesulitan di tengah lonjakan kembali COVID-19 domestik dan ketidakpastian eksternal.
Dewan Negara, kabinet pemerintah China, bulan lalu mengeluarkan pedoman untuk meningkatkan layanan serta menyediakan lebih banyak dukungan keuangan dan fiskal bagi perusahaan-perusahaan perdagangan asing, yang diikuti oleh kebijakan-kebijakan terperinci dari 27 departemen pemerintah.
Kebijakan-kebijakan ini terutama berfokus pada melancarkan logistik perdagangan luar negeri, memperkuat dukungan keuangan untuk perusahaan perdagangan asing, serta menstabilkan rantai industri dan pasokan perdagangan luar negeri.
“Diimplementasikan bersama, kebijakan-kebijakan ini pasti akan mendorong pertumbuhan perdagangan luar negeri,” kata Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen dalam sebuah konferensi pers pekan ini, seraya memperingatkan tentang berbagai ketidakpastian seperti pemulihan ekonomi dunia yang rapuh dan peningkatan inflasi global.
Landasan ini telah dikonsolidasikan untuk menstabilkan dan meningkatkan kualitas perdagangan luar negeri tahun ini, kata Li Kuiwen, pejabat di Administrasi Umum Kepabeanan China, yang memperkirakan momentum ini akan terus berlanjut seiring kebijakan-kebijakan pendukung semakin membuahkan hasil.
Rapat eksekutif Dewan Negara China pada Rabu (8/6) juga menjanjikan untuk melakukan lebih banyak hal, termasuk meningkatkan dukungan pengembalian dana pajak bagi perusahaan-perusahaan ekspor, memperluas impor produk berkualitas tinggi, meningkatkan layanan pelabuhan, serta menjaga rantai industri dan pasokan internasional tetap stabil.
PEMULIHAN KUAT SEDANG BERLANGSUNG
Data perdagangan pada Mei juga menambah bukti yang mengindikasikan bahwa ekonomi China secara bertahap telah menepis berbagai dampak COVID-19 dan meraih kembali momentum.
Dalam sinyal pemulihan lainnya, China Bulk Merchandise Index, indikator pertumbuhan pasar komoditas curah domestik China, naik 1,6 poin persentase pada Mei dari bulan sebelumnya menjadi 101,3 persen, menunjukkan peningkatan dalam produksi pabrik maupun permintaan pasar.
Para investor luar negeri yang bergerak cepat sudah mulai membeli lebih banyak ekuitas di China setelah stimulus kebijakan dan indikasi pemulihan yang kuat meningkatkan kepercayaan mereka.
Menurut data dari Institut Keuangan Internasional, modal asing ditarik keluar dari pasar-pasar emerging pada Mei, tetapi ekuitas China mencatatkan arus masuk sekitar 2,7 miliar dolar AS.
Dalam laporan China Economic Update terbaru mereka yang dirilis pada Rabu, Bank Dunia mengatakan bahwa dibantu oleh stimulus kebijakannya untuk memitigasi penurunan ekonomi, momentum pertumbuhan China diperkirakan akan mencatatkan rebound pada paruh kedua tahun ini.
Reformasi struktural untuk mendorong peralihan ke sektor konsumsi, mengatasi ketidaksetaraan sosial, serta membangkitkan kembali pertumbuhan produktivitas dan inovasi, termasuk teknologi-teknologi vital bagi dua target karbon China, akan membantu mencapai jalur pertumbuhan yang lebih seimbang, inklusif, dan berkelanjutan bagi negara tersebut, seperti tertulis dalam laporan itu. [Xinhua]
(Editor video: Hong Liang dan Zhang Yuhong)