BEIJING – Perdagangan jasa menjadi mesin baru bagi pertumbuhan perdagangan luar negeri China dan kemungkinan akan semakin mendorong pembangunan berkualitas di negara tersebut, demikian tutur seorang pejabat kementerian perdagangan China.
“Pesatnya perkembangan perdagangan jasa telah mendorong inovasi dan keterbukaan di sektor jasa China,” kata Chen Chunjiang, kepala untuk departemen perdagangan jasa di kementerian tersebut, dalam wawancara menjelang Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) yang dibuka di Beijing pada Kamis (2/9).
China menjadi negara terbesar kedua di dunia dalam hal perdagangan jasa selama tujuh tahun, ujar Chen. Selama periode Rencana Lima Tahun ke-13 (2016-2020), total impor dan ekspor jasa China mencapai 3,6 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.281). Angka tersebut menunjukkan kenaikan 29,7 persen dari periode 2011-2015. Dikatakan Chen, perdagangan jasa China memperlihatkan perbaikan struktural dan keterbukaan lebih lanjut. Dia menyampaikan bahwa perdagangan jasa intensif pengetahuan menyumbang 44,5 persen dari total perdagangan jasa China pada 2020, tercatat 17,1 poin persentase lebih tinggi daripada lima tahun lalu.
China menjalin hubungan perdagangan jasa dengan hampir 240 negara dan kawasan, serta telah menandatangani perjanjian kerja sama perdagangan jasa bilateral dengan 14 negara, kata Chen. Dia mengatakan perdagangan digital, yang menjadi sorotan dalam CIFTIS tahun ini, berpotensi menjadi pola perdagangan global baru dan mesin perdagangan baru di masa depan.
Pada 2020, perdagangan jasa yang dapat dikirimkan secara digital berada di angka 294,76 miliar dolar AS, naik 8,4 persen dari tahun sebelumnya (year on year/yoy). Angka tersebut mendudukkan China di peringkat ke-7 di antara perekonomian-perekonomian besar dunia, tunjuk data resmi.
Dia mengungkapkan bahwa perdagangan digital, untuk kali pertama, akan dimasukkan ke dalam Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) mendatang tentang perdagangan jasa. China akan terus memajukan reformasi dan keterbukaan di sektor perdagangan jasa, membangun perdagangan digital lebih lanjut, meningkatkan kerja sama internasional dalam sektor perdagangan jasa, serta membantu menyempurnakan peraturan dan tata kelola perdagangan jasa global, urai Chen.
Mengusung tema “Menuju Masa Depan Digital dan Pembangunan Berbasis Jasa”, CIFTIS tahun ini akan berlangsung pada 2-7 September, serta menampilkan area jasa digital untuk pertama kalinya.
Pameran perdagangan itu menarik lebih dari 10.000 perusahaan dari 153 negara dan kawasan, dengan 2.400 perusahaan di antaranya akan memamerkan produk dan jasa mereka secara offline. [Xinhua]