ATHENA – Masa depan kerja sama China-Yunani di sektor pengiriman begitu cerah di tengah berbagai ketidakpastian, termasuk pandemi COVID-19, menurut pihak penyelenggara sebuah pameran terkemuka di bidang pengiriman.
“China menjadi investor besar di Yunani dalam beberapa tahun terakhir,” kata Theodore Vokos, Direktur Pelaksana Posidonia Exhibitions S.A. yang merupakan penyelenggara Pameran Pengiriman Internasional Posidonia.
Yunani dan China menjalin persahabatan yang baik dan memiliki hubungan yang sudah berlangsung lama, serta kerja sama antara kedua negara akan semakin berkembang, katanya kepada Xinhua pada Selasa (7/6) di Athena.
“Yunani akan terus berinvestasi dalam bentuk kapal-kapal baru dan membangunnya di China. Galangan kapal China terus menyempurnakan dan mengembangkan teknologi mereka, jadi saya rasa masa depannya akan cerah,” tuturnya.
Pameran dua tahunan Posidonia yang digelar selama sepekan itu dibuka pada Senin (6/6) malam waktu setempat oleh Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, setelah empat tahun ditangguhkan akibat pandemi COVID-19.
Pameran tahun ini merupakan yang terbesar dalam sejarah 54 tahun acara tersebut, dengan total 1.948 peserta pameran dari 88 negara dan kawasan memamerkan produk dan jasa mereka tahun ini, menurut pihak penyelenggara
“Terlepas dari semua rintangan yang ada, kami sangat senang untuk juga kembali menyambut partisipasi China. Hampir seluruh peserta (dari China) yang terlibat berada dalam kondisi lebih kuat dari sebelumnya, memamerkan teknologi dan produk mereka kepada dunia dan memperbarui persahabatan mereka dengan komunitas pemilik kapal Yunani,” kata Vokos.
Sekitar 130 perusahaan dari China berpartisipasi dalam acara tersebut, mulai dari produsen skala kecil hingga galangan kapal terkemuka dan COSCO Shipping dari China.
COSCO mengakuisisi saham mayoritas di Piraeus Port Authority S.A. (PPA) pada 2016, sementara anak perusahaan itu, Piraeus Container Terminal S.A. (PCT), mengelola terminal kontainer pelabuhan tersebut sejak 2009.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service