SINGAPURA – Departemen Statistik Singapura pada Kamis (5/8) mengumumkan bahwa penjualan retail negara itu tumbuh 25,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juni, jika dibandingkan dengan revisi kenaikan sebesar 79,9 persen (yoy) yang tercatat pada Mei.
Departemen tersebut mengaitkan kenaikan tahunan itu dengan basis perbandingan yang rendah pada Juni 2020 ketika kebijakan Tahap 1 diberlakukan, dengan toko-toko fisik ditutup dan kegiatan makan di tempat (dine in) tidak diperbolehkan hingga 18 Juni.
Pertumbuhan secara tahunan pada Juni 2021 lebih kecil dibanding kenaikan 79,9 persen pada bulan sebelumnya dengan diterapkannya kebijakan Circuit Breaker sepanjang Mei 2020.
Penjualan retail pada Juni masih berada di bawah level prapandemi, imbuh departemen itu.
Total nilai penjualan retail pada Juni diperkirakan sekitar 3,3 miliar dolar Singapura (1 dolar Singapura = Rp10.986). Dari angka itu, diperkirakan 15,4 persennya berasal dari penjualan retail daring, dibandingkan dengan 13,7 persen yang tercatat pada Mei tahun ini.
Departemen Statistik Singapura juga melaporkan bahwa penjualan layanan makanan dan minuman naik 7,3 persen (yoy) pada Juni, jika dibandingkan dengan revisi peningkatan sebesar 46,4 persen pada Mei. Dalam basis bulanan yang disesuaikan secara musiman, penjualan sektor layanan makanan dan minuman di Singapura turun 11,3 persen pada Juni, dibandingkan dengan revisi penurunan sebesar 14,2 persen pada Mei. Hal ini dipicu oleh kebijakan yang membatasi dine-in maksimal dua orang dalam satu kelompok tamu selama 10 hari pada Juni tahun ini. Sebagai pembanding, selama dua pekan pada Mei 2021, dine-in diberbolehkan untuk jumlah yang lebih besar, hingga delapan dan lima orang dalam satu kelompok tamu.
Nilai penjualan diperkirakan berada di angka 529 juta dolar Singapura pada Juni 2021, dengan proporsi penjualan daring diperkirakan mencapai 47,7 persen, dibandingkan dengan 38,8 persen yang tercatat pada Mei tahun ini. [Xinhua]