Setelah menembus rekor tertinggi tahun lalu, investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke China Daratan, dalam penggunaan aktual, meningkat 11,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 102,28 miliar yuan (1 yuan = Rp2.254) pada Januari, ungkap Kementerian Perdagangan China. Dalam dolar AS, aliran investasi asing yang masuk naik 17,6 persen menjadi 15,84 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.278).
Pertumbuhan bulan lalu menjadi pertumbuhan terpesat dan peningkatan dua digit pertama untuk periode yang sama sejak 2016.
Para pakar mengatakan hasil tersebut dicapai dengan kerja keras dan mencerminkan daya tarik kuat China untuk modal asing di tengah berbagai ketidakpastian eksternal.
Momentum FDI yang kuat tahun lalu berhasil dipertahankan memasuki tahun ini karena aliran modal global kian deras dan secara domestik, fundamental ekonomi yang stabil, lingkungan bisnis yang membaik, serta undang-undang investasi asing baru di negara tersebut telah meyakinkan investor asing, tutur Zhang Jianping dari institut riset kementerian tersebut.
Sebuah survei Kementerian Perdagangan China baru-baru ini menunjukkan bahwa 94,9 persen dari 3.000 lebih perusahaan asing yang beroperasi di China memiliki pandangan yang sangat optimistis.
China meningkatkan upaya untuk lebih membuka perekonomiannya. Daftar negatif untuk investasi asing yang telah dipangkas mulai diberlakukan pada 1 Januari, dengan barang terlarang (off-limit items) dikurangi menjadi 31 dari 33 pada tahun lalu. Khususnya, plafon modal asing di industri otomotif telah dihapus, dan pembatasan manufaktur di zona perdagangan bebas percontohan juga dikurangi menjadi nol.
Pada Januari, investasi asing di industri jasa naik 12,2 persen (yoy), sedangkan aliran masuk ke industri teknologi tinggi melonjak 26,1 persen.
Liu Xiangdong, seorang peneliti di China Center for International Economic Exchanges, mengatakan bahwa pertumbuhan pesat dalam investasi teknologi tinggi dan jasa mencerminkan ekonomi yang telah dioptimalkan serta peran penting baru modal asing dalam lanskap ekonomi China.
Ke depan, meskipun pandemi masih akan membebani perekonomian global, para pakar meyakini aliran masuk FDI China dapat mempertahankan daya dorongnya pada tahun ini kendati dasar pembanding yang tinggi pada 2021 dan aktivitas investasi transnasional berpotensi melunak di seluruh dunia.
Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Shu Jueting mengatakan bahwa China akan semakin memperluas keterbukaan tingkat tingginya, memperkuat layanannya untuk perusahaan dan proyek yang didanai asing, serta melakukan lebih banyak upaya guna mengoptimalkan lingkungan bisnis pada 2022.
Pihak kementerian akan memandu lebih banyak modal asing untuk berinvestasi di bidang-bidang baru yang sedang berkembang (emerging fields), termasuk manufaktur canggih, layanan modern, teknologi tinggi, konservasi energi, perlindungan lingkungan, serta ekonomi digital, urai Shu.
Sebagian daya dorong FDI China juga akan berasal dari wilayah tengah dan barat, yang mencatatkan kenaikan aliran masuk FDI yang signifikan, masing-masing 46,2 persen dan 42,2 persen, pada Januari.
Perusahaan-perusahaan asing yang berinvestasi di bidang-bidang tersebut bisa mendapatkan biaya operasional yang jauh lebih rendah serta berbagai dukungan kebijakan, seperti keringanan pajak, ujar Zhang, menekankan soal potensi besar untuk meningkatkan investasi asing. [Xinhua]