YERUSALEM – Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Yair Lapid pada Minggu (12/9) mengajukan rencana “ekonomi untuk keamanan” baru bagi rekonstruksi Jalur Gaza.
Dalam konferensi bidang keamanan di Universitas Reichman, Lapid menyampaikan bahwa sejak penarikan pasukan Israel dari Gaza pada 2005, kebijakan Israel, yang mencakup blokade, pembatasan impor dan ekspor barang, dan empat putaran perang, tidak efektif untuk menghentikan serangan berulang yang dilancarkan Hamas dan kelompok militan lainnya.
Lapid, yang juga mengisi posisi perdana menteri Israel secara bergantian, mengatakan bahwa tujuan dari rencana baru itu adalah “untuk menciptakan stabilitas di kedua sisi perbatasan.”
Dia menekankan bahwa Israel tidak akan bernegosiasi dengan Hamas, karena “Israel tidak berunding dengan organisasi teror yang ingin memusnahkannya.”
Fase pertama dari rencana itu berfokus pada “perbaikan rekonstruksi kemanusiaan di Gaza,” tutur Lapid. Fase tersebut meliputi membangun kembali sistem daya listrik di Gaza, mewujudkan akses gas ke Gaza, membangun fasilitas desalinasi air, meningkatkan layanan kesehatan, serta memulihkan infrastruktur permukiman dan transportasi.
Sebagai imbalannya, Hamas harus menciptakan situasi tenang dalam jangka panjang. Selain itu, pembelian senjata baru oleh organisasi itu akan dibatasi, menurut proposal tersebut.
Fase kedua rencana itu menawarkan investasi dalam infrastruktur besar yang diblokade oleh Israel, seperti membangun pulau buatan di lepas pantai Gaza untuk pelabuhan baru. Selain itu, wilayah Gaza akan dihubungkan kembali dengan Tepi Barat, usai Israel melarang pergerakan warga dan barang di antara kedua area tersebut.
Lapid menyatakan bahwa fase kedua rencana itu akan diterapkan hanya apabila keamanan Israel telah terjamin.
Rencana itu belum dibahas oleh kabinet Israel. Saluran berita televisi Israel, Channel 12, melaporkan bahwa Lapid telah “berkoordinasi” sebelumnya dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terkait perilisan rencana itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Yerusalem. (XHTV)