HARBIN, Wang Qiushi, mantan pemandu wisata, bergabung dengan sekelompok pembuat konten siaran langsung daring (live streaming) di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, saat sebuah atraksi musim dingin setempat yang populer dibuka untuk wisata salju dan es.
Berdiri di luar tempat tinggal yang tertutup salju di Xuexiang, yang secara harfiah berarti “Kota Salju” dalam bahasa Mandarin, para penyiar live streamingberbicara tentang budaya, cerita rakyat, dan sejarah setempat.
“Selamat datang di ruang obrolan live streamingsaya. Saya akan menunjukkan kepada Anda semua kegembiraan yang terjadi di negeri dongeng ini,” kata Wang kepada para penggemarnya dalam sesi live streamingdi Douyin, platform video pendek China yang versi globalnya dikenal dengan nama TikTok.
Kota salju itu, sebelumnya dikenal sebagai Kampung Hutan Shuangfeng, memulai musim wisata salju dan es pada 26 November. Musim wisata musim dingin dapat berlangsung hingga tujuh bulan ketika rata-rata ketebalan salju di tanah mencapai 2 meter.
Setelah pariwisata internasional terdampak parah oleh penyebaran pandemi COVID-19 di seluruh dunia, Wang harus mencari sumber pendapatan lain.
Dia mengatakan berencana tinggal di kota salju itu selama lebih dari sebulan untuk memanfaatkan peluang yang muncul dari kegemaran publik pada wisata salju dan es.
Gao Xiuli, penduduk asli Xuexiang, menggunakan live streaminguntuk menampilkan penginapan (homestay) khas miliknya serta makanan khas setempat seperti sayuran liar dan buah-buahan kering.
Konten siaran langsung daring miliknya menarik banyak turis untuk melakukan reservasi onlineuntuk kamar-kamar di homestaymiliknya.
Gao mengatakan ketika dia dan suaminya pertama kali memulai bisnis penginapan (bed and breakfast/B&B) pada 2006, hanya ada empat kamar. Namun, dengan semakin populernya Xuexiang, mereka kini memperluas homestayitu menjadi sembilan kamar.
Area kampung hutan itu secara resmi ditetapkan sebagai Taman Hutan Nasional Xuexiang pada 2001, dan larangan penuh terhadap penebangan komersial di area tersebut diberlakukan pada 2014.
“Kepopuleran wisata salju dan es di China telah membantu mengubah daerah terpencil menjadi aset wisata yang tak ternilai,” kata Liu Shubin, Chairman Heilongjiang Dahailin Forestry Bureau Co., Ltd., yang mengelola kampung hutan itu.
Ada lebih dari 200 bisnis di Xuexiang. Pemerintah daerah telah mengalokasikan dana untuk meningkatkan fasilitas komunikasi dan mengatur pasar pariwisata guna mencapai pembangunan industri pariwisata yang berkelanjutan. [Xinhua]