HAIKOU, Wang Chuanshu menikmati aktivitasnya pergi dari rumah ke rumah di kampung halamannya untuk mengumpulkan berbagai produk pertanian lokal dan membantu menjualnya melalui platform perdagangan elektronik (e-commerce).
Wang, pria 42 tahun dari Desa Changxi di Jiazi, Haikou, ibu kota Provinsi Hainan, China selatan, mendapat julukan “pembeli pedesaan” karena pekerjaannya yang unik itu.
Penduduk Jiazi mencari nafkah dengan, antara lain, mengelola perkebunan karet, pertanian sayur mayur dan buah jeruk nipis manis, serta memelihara ternak. Sebelumnya, penduduk setempat seperti Wang hampir tidak bisa menjual produk pertanian mereka di luar kampung halaman karena hasil panen yang sedikit dan lokasinya yang terpencil.
Namun, berkat upaya vitalisasi pedesaan di China, kini hal itu hanya masa lalu. Pihak berwenang telah membantu membangun jembatan e-commercebagi para petani lokal untuk menjual produk pertanian mereka.
Keberuntungan mulai berpihak pada penduduk setempat tahun 2018 ketika tim penanggulangan kemiskinan membuat platform e-commercedan membantu Wang menjual buah jeruk nipis manis melalui platform ini.
“(Platform) itu membuat saya bisa mendapatkan penghasilan hampir 6.000 yuan (1 yuan = Rp2.232) hanya dalam sebulan,” kata Wang.
Hasil itu membuat kepercayaan diri Wang meningkat dan dia bertekad untuk mengembangkan bisnis tersebut. Dia pun memutuskan untuk berbagi manisnya kesuksesannya dengan sesama warga desa.
Wang pergi dari pintu ke pintu dan mengumpulkan informasi produk di desanya. Dengan sepeda listriknya dia mengunjungi para petani setempat dan mengumpulkan produk. Setelah itu, dia menjualnya dengan harga yang sedikit lebih tinggi melalui situs web pengentasan kemiskinan setempat dan media sosial.
Pada 2019, pihak berwenang mendirikan stasiun layanan e-commercedi Desa Changxi untuk membantu menjembatani antara petani lokal dan konsumen di kota-kota, dan Wang ditunjuk untuk mengepalainya.
“Wang datang membeli daging sapi dari saya hampir setiap pekan. Produk saya sekarang telah mencapai tempat-tempat di luar Hainan,” kata Zhang Changtao, seorang petani setempat.
Berkat upaya Wang, bisnis onlinetelah berkembang ke seluruh Jiazi, dan lebih dari 200 keluarga telah mengikuti tren tersebut.
China memberikan perhatian besar pada vitalisasi pedesaan dalam beberapa tahun terakhir. Pertemuan eksekutif Dewan Negara China yang diadakan pada bulan ini telah mengadopsi rencana untuk memajukan vitalisasi pedesaan dan pertumbuhan pendapatan penduduk pedesaan yang cukup pesat.
Pada 2020, Desa Changxi mencatatkan pendapatan produk melampaui 1,3 juta yuan dalam penjualan online, dengan penjualan harian mencapai 100.000 yuan pada saat puncaknya, menurut otoritas setempat.
Terinspirasi oleh Wang, semakin banyak petani setempat yang menjadi “pembeli pedesaan”. Chen Yumei dulunya adalah salah satu pemasok Wang, menjual jeruk nipis manis, hasil bumi, dan ayam.
Sejak tahun lalu, dia telah menjadi “pembeli pedesaan”. “Masyarakat setempat sangat antusias dengan bisnis ini. Mereka selalu membawa produk pertanian kepada saya,” kata Chen.
Wang tidak pernah berhenti belajar. Dia terus meningkatkan pengetahuannya tentang internet dengan mengikuti program pelatihan e-commercedan teknologi pertanian.
Saat ini dia berusaha untuk mengeksplorasi spesialisasi baru di kota-kota tetangga, dan berencana menjalin kerja sama dengan perusahaan dan supermarketuntuk “membantu lebih banyak orang mencapai kemakmuran bersama.” Selesai