TOKYO – China Railway Express menjadi “alternatif yang lebih murah dan lebih cepat untuk mengirim berbagai macam barang mulai dari mobil hingga barang-barang rumah tangga dari China ke Eropa” di tengah gangguan besar pada rantai logistik kelautan dan udara global akibat COVID-19, seperti dilaporkan Nikkei Asia.
Kereta tersebut, yang telah beroperasi selama sekitar satu dasawarsa, kini menjadi “tulang punggung” Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, karena “dengan cepat berubah menjadi urat nadi untuk perdagangan antara China dan Eropa,” menurut Nikkei Asia dalam sebuah laporan pada Jumat (11/6).
Pengiriman barang menjadi jauh lebih cepat dan lebih murah dengan menggabungkan layanan udara dan kereta, ungkap laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa biasanya dibutuhkan sekitar 40 hari untuk mengirim barang dari Jepang ke Eropa melalui jalur laut.
Sebaliknya, menerbangkan barang ke Changsha atau Xi’an di China, kemudian memuatnya ke China Railway Express, hanya membutuhkan waktu 20-30 hari dan dengan biaya tak sampai separuh dari biaya menerbangkannya hingga ke tujuan akhir.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa perusahaan logistik global Jepang Nippon Express menyewa ruang di China Railway Express untuk mengangkut peralatan, suku cadang mobil, dan berbagai produk lain buatan perusahaan Jepang dan Eropa di China ke Eropa.
Akibat pandemi COVID-19, permintaan kargo melonjak di Amerika Serikat dan Eropa karena konsumen beralih ke pembelanjaan daring (online). Laporan tersebut menemukan bahwa pengiriman peti kemas via laut dari Asia ke Eropa melonjak 71 persen di tahun ini pada Februari, menjadi sekitar 1,16 juta TEU (twenty-foot equivalent unit), menurut Pusat Maritim Jepang.
Sementara itu, lalu lintas di seluruh China Railway Express melonjak 75 persen di tahun ini menjadi 3.398 kereta pada Januari-Maret, setelah melampaui rekor tahunan pada 2020 dengan 12.406 kereta, papar laporan itu mengutip China State Railway Group. [Xinhua]