Menurut pakar ING Bert Colijn, inflasi “pasti akan turun lagi selama tahun depan,” tetapi “kami memperkirakan inflasi tidak akan turun banyak di bawah 2 persen pada akhir 2022.”
BRUSSEL, Tingkat inflasi di zona euro mencapai rekor tertinggi pada November, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga energi, kata Eurostat pada Selasa (30/11).
Kantor statistik Uni Eropa (UE) itu mengatakan bahwa tingkat inflasi mencapai 4,9 persen, yang merupakan peningkatan tercepat secara tahunan (year on year/yoy) sejak pencatatan dimulai untuk area mata uang 19 negara itu pada 1997. Inflasi pada Oktober sudah mencapai tingkat yang tinggi di angka 4,1 persen.
Menurut Eurostat, harga konsumen kembali didorong oleh lonjakan biaya energi yang diperkirakan mencatatkan tingkat tahunan tertinggi pada November yakni mencapai 27,4 persen dibandingkan dengan 23,7 persen pada Oktober.
Prancis mengalami kenaikan inflasi sebesar 3,4 persen, sedangkan di Jerman, salah satu perekonomian terbesar di blok itu, harga-harga yang melonjak mendorong tingkat inflasi ke angka 6 persen.
Menurut pakar ING Bert Colijn, inflasi “pasti akan turun lagi selama tahun depan,” tetapi “kami memperkirakan inflasi tidak akan turun banyak di bawah 2 persen pada akhir 2022.”
“Meski efek putaran kedua sebagian besar tidak ada untuk saat ini, tekanan harga jangka menengah meningkat dan kami memperkirakan pertumbuhan upah akan pulih selama tahun depan,” kata Colijn.
Maeva Cousin, seorang ekonom yang meliput area euro untuk Bloomberg Economics, mengatakan bahwa meski biaya energi dan efek statistik “dapat menjelaskan sebagian besar terjadinya lonjakan pada bulan ini, angka hari ini juga mengungkapkan beberapa tekanan mendasar yang lebih kuat dari yang diantisipasi.”
“Itu akan menambah kekhawatiran atas risiko kenaikan prospek, tetapi Bank Sentral Eropa kemungkinan masih akan mencatat inflasi turun di bawah 2 persen pada akhir tahun depan.” Selesai