WASHINGTON – Porsi aset dolar Amerika Serikat (AS) dalam cadangan devisa berbagai bank sentral global turun ke level terendah dalam 25 tahun, didorong oleh fluktuasi nilai tukar dan aksi yang diambil bank sentral, menurut para ekonom di Dana Moneter Internasional (IMF).
Porsi cadangan dolar AS yang dipegang oleh berbagai bank sentral global turun menjadi 59 persen pada kuartal keempat (Q4) 2020, level terendah dalam 25 tahun, seperti ditulis ekonom IMF Serkan Arslanalp dan Chima Simpson-Bell pada Rabu (5/5) pada sebuah blog, mengutip survei Komposisi Mata Uang Cadangan Devisa Resmi (Currency Composition of Official Foreign Exchange Reserves/COFER) IMF.
Ini menandai penurunan 12 poin persentase untuk porsi cadangan dolar AS sejak euro diluncurkan pada 1999, sementara porsi cadangan euro berfluktuasi sekitar 20 persen, menurut para ekonom.
Sementara itu, porsi cadangan mata uang lainnya termasuk dolar Australia, dolar Kanada, dan renminbi China naik menjadi 9 persen pada kuartal keempat tahun 2020.
Kedua ekonom juga menemukan bahwa fluktuasi nilai tukar dapat menjelaskan sekitar 80 persen dari perubahan jangka pendek dalam porsi cadangan global dolar AS sejak 1999, sedangkan 20 persen sisanya dapat dijelaskan terutama oleh keputusan pembelian dan penjualan aktif bank sentral untuk mendukung mata uang mereka sendiri.
“Namun, jika dilihat lebih jauh, fakta bahwa nilai dolar AS secara luas tidak berubah, sementara porsi cadangan global dolar AS menurun, menunjukkan bahwa bank-bank sentral memang secara bertahap beralih dari dolar AS,” simpul mereka.
“Beberapa memperkirakan bahwa porsi dolar AS dalam cadangan global akan terus turun karena pasar negara berkembang dan bank sentral ekonomi berkembang mencari diversifikasi lebih lanjut dari komposisi mata uang cadangan mereka,” kata kedua ekonom itu, seraya mengungkapkan bahwa beberapa negara telah mengumumkan niat mereka untuk melakukan hal serupa. [Xinhua]