BEIJING, Sejak mulai merebaknya epidemi COVID-19 lebih dari dua tahun lalu, China telah berusaha menjaga keseimbangan antara melindungi kesehatan masyarakat dan mengurangi dampak epidemi terhadap perekonomian.
Presiden China Xi Jinping, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) dan Ketua Komisi Militer Sentral China, memimpin langsung perencanaan dan pengarahan respons COVID-19 untuk memimpin negara tersebut dalam membendung penyebaran COVID-19 dan meminimalkan dampak epidemi terhadap perekonomian.
Saat ini, China meningkatkan upayanya untuk membendung wabah varian Omicron yang menyebar dengan cepat dan mengatasi tekanan penurunan ekonomi yang diakibatkannya.
Kendati virus tersebut berubah dengan cepat, prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Xi untuk mengamankan kesejahteraan rakyat semakin menjadi lebih relevan dari sebelumnya, terutama dalam hal menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai tantangan saat ini dengan cepat.
RAKYAT DAN NYAWA JADI PRIORITAS UTAMA
Setiap nyawa berarti. Sejak epidemi mulai merebak, Presiden Xi menempatkan kesehatan dan keselamatan rakyat China di atas segalanya, memperkuat keyakinan negara tersebut dalam memerangi COVID-19.
“Saya terjaga di Malam Tahun Baru,” kata Xi pada pertemuan Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral CPC pada 25 Januari 2020, hari pertama Tahun Baru Imlek. Dua hari sebelumnya, Wuhan di China memberlakukan kebijakan karantina wilayah (lockdown) guna memerangi COVID-19.
Khawatir dengan kesejahteraan publik, Xi meminta otoritas di seluruh negara itu melakukan apa pun yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa rakyat.
Dipandu oleh prinsip yang berpusat pada rakyat ini, China dapat membendung lonjakan kembali kasus COVID-19 serta menjaga kasus infeksi, kasus parah, dan kematian akibat COVID-19 pada tingkat yang relatif rendah.
Dalam menghadapi lonjakan kembali infeksi COVID-19 baru-baru ini, Xi menekankan pentingnya memanfaatkan langkah-langkah berbasis ilmu pengetahuan dan mematuhi kebijakan nol COVID yang dinamis guna membendung penyebaran virus tersebut secepat mungkin.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TERTARGET
Kunci untuk membendung varian Omicron yang sangat menular terletak pada langkah pencegahan dan pengendalian tertarget.
“Langkah-langkah yang lebih efektif harus diambil untuk mencapai efek maksimum dalam pencegahan dan pengendalian dengan biaya minimum,” ujar Xi pada pertemuan Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral CPC pada Maret.
Pendekatan nol COVID dinamis yang dijalankan China ini bersifat tidak kaku atau tidak bisa diubah, tetapi fleksibel dan berkembang sesuai dengan situasi epidemi.
Guna menghentikan penyebaran virus di perbatasan, China mengadopsi langkah-langkah berbeda dari pelabuhan ke pelabuhan, yang mencakup pembentukan zona penyangga dan melakukan pengiriman kargo nonkontak.
Penelitian dan pengembangan vaksin, reagen tes cepat, dan obat-obatan ditingkatkan untuk memfasilitasi respons COVID-19 yang ditargetkan. Sejauh ini, 29 vaksin memasuki uji klinis, mencakup 19 persen dari total vaksin COVID-19 di dunia.
Sebuah “tembok besar imunitas” sedang dibangun. Pada 18 April, lebih dari 1,246 miliar orang dari total populasi China yang berjumlah lebih dari 1,4 miliar jiwa telah menerima vaksinasi lengkap.
PENDEKATAN YANG TERKOORDINASI DENGAN BAIK
Terlepas semakin besarnya tantangan, China terus berusaha merespons COVID-19 serta mengejar pembangunan ekonomi dan sosial dengan cara yang terkoordinasi dengan baik.
Pada Maret, Xi menyerukan langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengurangi dampak COVID-19 pada pembangunan ekonomi dan sosial semaksimal mungkin.
Tahun ini, subsidi senilai 20 miliar yuan (1 yuan = Rp2.229) dikucurkan kepada para petani untuk membantu memastikan produksi biji-bijian, sementara lebih banyak langkah diluncurkan untuk mengurangi beban bisnis dan menjamin rantai pasokan bebas dari gangguan guna mendukung pemulihan industri.
Berkat serangkaian langkah yang pro terhadap pertumbuhan, ekonomi China memulai tahun 2022 dengan kinerja yang stabil, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 4,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 27,02 triliun yuan dalam tiga bulan pertama, naik dari peningkatan 4 persen pada kuartal keempat tahun lalu.
Outputindustri nilai tambah membukukan kenaikan yang stabil sebesar 6,5 persen dari tahun lalu di kuartal pertama (Q1), dan investasi aset tetap melonjak 9,3 persen. Sementara itu, penjualan retail barang konsumsi naik 3,3 persen.
MENGATASI KESULITAN BERSAMA
Di dunia yang terglobalisasi, umat manusia bangkit dan jatuh bersama. Saling mendukung, bekerja sama, dan solidaritas adalah satu-satunya cara bagi negara-negara di seluruh dunia untuk mengatasi krisis seperti COVID-19.
Selama dua tahun terakhir, melalui “diplomasi awan” dalam bentuk sambungan telepon, korespondensi, dan konferensi video, Xi berbagi dan bertukar pengalaman antiepidemi dengan para pemimpin global lainnya, serta menyerukan persatuan dan kerja sama untuk meningkatkan ekonomi dunia.
“Di tengah kian derasnya arus krisis global, negara-negara di dunia tidak naik secara terpisah di sekitar 190 perahu kecil, tetapi semuanya berada di kapal raksasa yang menentukan takdir kita bersama. Perahu kecil kemungkinan tidak dapat bertahan dari badai, tetapi kapal raksasa cukup kuat untuk menghadapi badai,” tutur Xi pada Sesi Virtual Forum Ekonomi Dunia 2022 pada Januari lalu.
Sejauh ini, China telah berbagi rencana pengendalian dan pengobatan epidemi dengan 180 negara serta lebih dari 10 organisasi internasional dan regional, mengirim 37 tim medis ke 34 negara, serta menyediakan pasokan antiepidemi untuk lebih dari 150 negara dan 14 organisasi internasional.
China juga menyediakan lebih dari 2,1 miliar dosis vaksin untuk lebih dari 120 negara dan organisasi internasional. [Xinhua]