MANILA – Pemerintah Filipina pada Selasa (18/5) menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk tahun 2021 di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda.
Komite Koordinasi Anggaran Pembangunan (Development Budget Coordination Committee/DBCC) Filipina sedikit menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB-nya ke level 6,0-7,0 persen dari semula 6,5-7,5 persen, mengingat munculnya sejumlah varian baru COVID-19 dan pemberlakuan kembali kebijakan karantina wilayah (lockdown) di Metro Manila dan provinsi-provinsi sekitarnya selama kuartal kedua tahun ini.
PDB Filipina diproyeksi pulih ke level prapandemi COVID-19 dengan pertumbuhan 7,0-9,0 persen pada 2022 dan akan terus tumbuh 6,0-7,0 persen pada 2023 dan 2024, menurut DBCC.
“Prospek pertumbuhan dan pemulihan ekonomi kami akan didukung oleh intervensi untuk mengendalikan penyebaran virus dan membantu warga miskin mengatasi dampak dari penerapan karantina,” ungkap komite antarlembaga tersebut dalam sebuah pernyataan bersama.
Sementara itu, komite itu tetap mempertahankan target inflasi rata-rata untuk 2021 hingga 2024 pada level 2,0-4,0 persen.
Ekonomi Filipina menyusut 9,6 persen pada 2020 dan 4,2 persen pada kuartal pertama 2021 di saat negara Asia Tenggara itu bergelut dengan pembatasan lockdown yang diberlakukan guna membendung pandemi.
Filipina melaporkan total 1.154.388 kasus terkonfirmasi COVID-19 per Selasa, dengan 19.372 kematian.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Manila. (XHTV)