ROMA – Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di Roma pada Rabu (29/9) menyerukan kepada negara-negara di seluruh dunia untuk melipatgandakan upaya untuk memangkas separuh limbah pangan pada akhir dekade ini.
Organisasi tersebut memperkirakan sekitar 14 persen dari total produksi makanan global terbuang sia-sia pada proses panen hingga tingkat retail, dengan kerugian dalam nilai makanan mencapai 400 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.307) setiap tahunnya.
Dalam pidatonya untuk memperingati Hari Kesadaran Limbah dan Kehilangan Pangan Internasional kedua, Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu mengatakan bahwa sistem pertanian dan pangan yang lebih efisien, inklusif, dan berkelanjutan akan membantu mengurangi kelaparan di dunia dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan.
“Kita perlu mempercepat kemajuan dalam mencapai target 12.3 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) pada tahun 2030 untuk mengurangi separuh limbah pangan global dan mengurangi kehilangan pangan di sepanjang rantai produksi dan pasokan,” ujar Qu.
Selain itu, menurut Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen, limbah dan kehilangan pangan menyumbang sekitar sepersepuluh dari emisi gas rumah kaca global, selain juga menghabiskan sumber daya tanah dan air yang berharga.
“Mengurangi limbah dan kehilangan pangan akan memperlambat perubahan iklim, melindungi alam, dan meningkatkan ketahanan pangan pada saat kita sangat membutuhkan hal tersebut terwujud,” ujar Andersen. [Xinhua]