WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (8/6) mengakhiri perundingan infrastruktur dengan Senat Republik, setelah negosiasi intens selama berpekan-pekan antara kedua belah pihak, kata pemimpin negosiator Republik, Senator Shelley Moore Capito.
“Terlepas dari kemajuan yang kami capai dalam negosiasi, presiden terus merespons dengan tawaran yang mencakup kenaikan pajak sebagai jawabannya, alih-alih sejumlah opsi praktis yang tidak akan merugikan individu, keluarga, dan bisnis kecil,” tutur Capito, senator Republik dari Virginia Barat, dalam pernyataannya.
“Walaupun saya menghargai kesediaan Presiden Biden untuk mencurahkan begitu banyak waktu dan upaya pada negosiasi ini, pada akhirnya dia memilih untuk tidak menerima paket infrastruktur yang sangat kuat dan bertarget, dan malah mengakhiri diskusi kami,” lanjutnya.
“Setelah bernegosiasi dengan iktikad baik dan mencapai kemajuan signifikan menuju apa yang menjadi keinginan presiden, saya kecewa dengan keputusannya,” imbuh Capito.
Sebelumnya, Gedung Putih telah menurunkan jumlah anggaran keseluruhan yang diusulkan Biden dalam rencana infrastruktur senilai 2,3 triliun dolar AS (1 dolar = Rp14.262) menjadi 1,7 triliun dolar AS, sedangkan pihak Republik kemudian memberikan tawaran balasan untuk rencana infrastruktur tersebut dengan angka 928 miliar dolar AS.
Dalam panggilan telepon dengan Biden pada Jumat (4/6), Capito mengusulkan tawaran baru untuk menambah sekitar 50 miliar dolar AS dalam pembelanjaan di sejumlah program infrastruktur, yang ditolak oleh Biden.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan dalam pernyataannya, Biden memberitahu Senator Capito pada Selasa bahwa tawaran terakhir dari kelompoknya “menurut dia (Biden), tidak memenuhi kebutuhan esensial negara kita untuk memulihkan jalan dan jembatan, menyiapkan kita untuk masa depan energi bersih, serta menciptakan lapangan kerja.”
“Dia (Biden) menyampaikan terima kasih kepadanya (Capito) atas upaya dan perundingan (yang dilandaskan) iktikad baik, tetapi menyatakan kekecewaan bahwa, meskipun dia (Biden) bersedia menurunkan rencananya menjadi lebih dari 1 triliun dolar AS, pihak Republik hanya menaikkan usulan investasi baru mereka sebesar 150 miliar dolar AS,” papar Psaki.
Psaki mengimbuhkan bahwa presiden juga berbicara dengan tiga senator pada Selasa itu dan mendesak mereka untuk melanjutkan pekerjaan dengan para senator Demokrat dan Republik lain guna mengembangkan proposal bipartisan yang menurut harapannya akan lebih responsif terhadap kebutuhan infrastruktur negara yang mendesak.
Selain itu, Biden juga berbicara dengan Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi, dua pejabat tertinggi Demokrat, serta mendorong keduanya untuk mulai menyusun rancangan undang-undang (RUU) infrastruktur yang bisa lolos tanpa dukungan suara Republik.
Dengan mayoritas tipis di kedua majelis Kongres (DPR dan Senat), para pemimpin Demokrat siap menghadapi tantangan untuk menyatukan partai. Dengan porsi 50-50 di Senat, Demokrat tidak boleh kehilangan satu suara pun, sedangkan di DPR, Demokrat hanya boleh kehilangan tiga suara, dengan suara oposisi bulat di pihak Republik. [Xinhua]