NANNING – Tahun ini menandai peringatan 30 tahun hubungan dialog antara China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Ajang China-ASEAN Expo ke-18 dan China-ASEAN Business and Investment Summit dimulai pada Jumat (10/9) di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, menyoroti pembangunan masyarakat China-ASEAN yang lebih erat dengan masa depan bersama.
Kerja sama saling menguntungkan yang berkelanjutan telah dicapai untuk memberikan manfaat kepada lebih dari 2 miliar orang di 11 negara dalam berbagai bidang.
Mengusung tema “Berbagi peluang yang diciptakan koridor darat-laut baru, membangun masyarakat China-ASEAN dengan masa depan bersama,” pameran tahun ini bertujuan untuk memperdalam kerja sama menyeluruh antara China dan ASEAN di bidang perdagangan, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya serta mengonsolidasikan platform dialog tingkat tinggi.
Total volume perdagangan antara China dan ASEAN melonjak dari kurang dari 8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.272) pada 1991 menjadi 684,6 miliar dolar AS pada 2020, naik lebih dari 80 kali lipat, tunjuk data resmi China.
Kedua pihak telah menjadi mitra dagang terbesar bagi satu sama lain pada tahun lalu.
Thailand telah meluncurkan program vaksinasi nasional COVID-19 berskala besar sejak 7 Juni tahun ini.
Menurut data dari Kedutaan Besar China di Thailand, sejak batch pertama vaksin Sinovac China yang dipesan Thailand tiba di negara itu pada 24 Februari tahun ini, China telah mengirim 19 batch vaksin COVID-19 ke Thailand.
Pertukaran antarindividu antara China dan ASEAN juga diperkuat, dengan jumlahnya melampaui 65 juta personel pada 2019 sebelum pandemi COVID-19 mulai merebak.
Kedua pihak telah melakukan pertukaran lebih dari 200.000 pelajar dan membentuk lebih dari 200 pasang kota kembar (sister city).
Diproduksi oleh Xinhua Global Service