JAKARTA, WB – Indonesia memang sebagai salah satu negara di mana masyarakatnya sangat menggilai sepakbola. Namun karena itulah, tak jarang jika beberapa pertandingan di Indonesia berakhir ricuh.
Bukan karena hanya pemain saja, melainkan atmosfer para suporter yang sangat tinggi yang bisa cadi pemicu keributan tersebut. Apalagi jika daya tarik sepak bola yang begitu kuat, membuat suporter berlaku negatif.
“Ambil contoh suporter Persija Jakarta, Jakmania yang kebanyakan anak SMP, SMA, yang izin kepada orang tuanya untuk menonton bola. Namun nyatanya, mereka hanya memakai kostum Persija, memalak pejalan kaki, beli minuman keras, naik bus tanpa bayar sehingga akhirnya terjadi kericuhan,” jelas Direktur Member Development And Stake Holder Affair PSSI, Budi Setiawan.
Bukan hanya itu saja, menurutnya, banyak persoalan pelik yang harus ditangani PSSI dan pemerintah terkait ulah soal suporter di Tanah Air. Kalau kondisi seperti ini terjadi terus, maka bukan tidak mungkin, kemajuan sepakbola di Indonesia akan menjadi lamban dan merugikan negara sendiri, terlebih tim kesyangannya.
“PSSI berharap, jangan sampai sepak bola di Tanah Air ditunggangi oleh segelintir orang yang ingin mencari keuntungan pribadi,” tambahnya.[]