BANJARNEGARA, WB – Hampir disetiap bencana besar yanhg terjadi, ada saja peristiwa ajaib yang sulit dijelaskan dengan logika. Seperti yang terjadi saat longsor di bukit Telaga Lele, Dusun Jemblung, Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah Jumat (12/12/2014) lalu, sebuah rumah utuh, semnetara puluhan lainnya musnah.
Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban tewas dalam bencana longsor ini mencapai 56 orang tewas dan 52 orang lainnya masih dicari.
Dari 56 korban tewas itu enam di antaranya belum teridentifikasi dan lainnya sudah teridentifikasi kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan pada Senin.
Bencana itu kini meninggalkan kisah duka dan beragam cerita menarik lainnya. Salah satunya tentang sebuah rumah bercat putih yang tidak tersentuh material longsoran tanah. Tidak hanya rumah, sepetak kebun jagung di belakang rumah itupuh utuh, seolah-olah ada yang melindungi.
Rumah itu milik Juan (25) tahun, petani jagung yang ikut jadi korban dalam musibah ini. Dua tetangga Juan, Yono dan Rumiyah memastikan soal ini. Juan memang dikenal sebagai orang baik yang memberi bantuan tanpa pamrih.
“Itu punya Juan, dia orangnya baik suka menolong. Suka bantu-bantu,” jelas Rumiyah yang ditemui di pengungsian di Karangkobar, Senin (15/12/2014).
Rumiyah yang rumahnya berada berseberangan dengan rumah Juan mengaku melihat rumah Juan yang utuh sebagai sebuah mukzizat. “Itu semua keajaiban, itu semua rumah di sekitarnya kena longsor,” jelasnya.
Sedang menurut Yono, sosok Juan dikenal sebagai tetangga yang baik. Rumah dia juga kerap dipakai pengajian. “Biasa di kampung dipakai pengajian, selamatan,” jelas Yono.
Juan diketahui meninggal dunia dalam peristiwa ini. Dia dan anaknya Daffa (8) saat peristiwa terjadi tengah berada di luar rumah, di tempat orangtuanya. Keduanya tertimbun longsoran. Namun istrinya Khotimah selamat dalam insiden itu.
Menurut Khotimah, dia sendiri tidak tahu bila rumah dan kebun jagungnya yang justru persis berada di bawah bukit aman dari longsor. Khotimah yang sedang hamil tujuh bulan, mengaku saat kejadian benar-benar melihat dengan jelas longsor yang menimbun puluhan rumah itu.
Peristiwa itu terjadi ketika itu dirinya tengah mengambil pakaian dari jemuran bersama keponakannya Wawan (11). “Saya melihat ada longsor dari atas bukit turun seperti ombak. Saya langsung lari masuk rumah dan menarik wawan dan lari keluar rumah,” ungkapnya.
Khotimah dan Wawan selamat, walau saat lari menyelamatkan diri sempat terdorong tanah beberapa puluh meter. []