JAKARTA, WB – Konflik di daerah kian marak, dan yang terakhir soal penembakan di Papua yang telah menewaskan empat orang. Itu artinya kondisi keamanan didalam negeri memang sedang pelik. Hal itulah yang dinilai oleh koordinator Indonesia police watch (IPW), Neta S Pane, menjadi alasan untuk percepatan mengganti Kapolri, Sutarman.
“Diperkirakan pertengahan Januari 2015 nanti, Polri sudah punya pemimpin baru,” ujar Neta, lewat pesan singkatnya Kamis (11/12/2014).
Dan saat ini lanjut Neta, IPW sudah mencatat, ada nama-nama calon Kapolri pengganti Sutarman yang sudah diproses, dan tinggal menunggu masa reses DPR selesai pada 12 Januari 2015 nanti.
“Nanti calon Kapolri akan diserahkan Presiden Jokowi ke Komisi III untuk dilakukan uji kelayakan dan uji kepatutan,” ujarnya.
Sebelumnya ada lima nama yang disebut-sebut sebagai calon Kapolri, yakni Komjen Badroeddin Haiti, Komjen Budi Gunawan, Irjen Safruddin, Irjen Pudji Hartanto, dan Irjen Unggung Cahyono. Dari kelima nama itu, presiden disebut-sebut telah memilih dua nama, yang kemudian dipilih satu nama untuk diserahkan ke Komisi III.
“Percepatan pergantian Kapolri ini disebut-sebut akibat banyaknya konflik sosial di berbagai daerah, yang tak kunjung tertanggulangi. Sehingga hal ini membuat investor takut untuk masuk ke Indonesia,” paparnya.
Ia melanjutkan, akibat gangguan keamanan tersebut, para investor merasa tidak ada jaminan keamanan dari Polri. Dengan adanya Kapolri baru, diharapkan Polri bisa segera mengendalikan situasi kamtibmas agar terjaga dengan maksimal.
“Seperti kerusuhan, konflik sosial ataupun bentrokan TNI-Polri. Kapolri baru juga diharapkan mampu menjalankan konsep Revolusi Mental Presiden Jokowi sehingga terjadi perubahan yang signifikan di kepolisian,” tandas Neta. []