KALTENG, WB – Masalah ekonomi dan gaya hidup konsumtif membuat maraknya prostitusi bawah umur di Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan, Tengah. Tidak sedikit pelajar yang terperosok menjadi Pekerja Seks Komersil (PSK) demi membeli ponsel keluaran terbaru.
Memang banyak masyarakat tidak percaya dengan kabar bahwa PSK di Kotim, khususnya di Sampit, sudah merambah ke kalangan pelajar. Mereka kaget dan masih tidak percaya prilaku amoral itu terjadi di lingkungan mereka.
“Mudah-mudahan tidak meluas karena ini sangat menyedihkan. Kita sebagai orangtua tentu harus mengawasi anak kita lebih ketat. Kita juga berharap kepada sekolah dan pemerintah daerah untuk turut membina anak-anak, termasuk sering melakukan razia,” kata Masni, warga Smapit.
Seperti diketahui, PSK terselubung di Kotim, sudah sangat memprihatinkan karena sudah melibatkan anak di bawah umur, bahkan ada yang berstatus pelajar.
“Ada yang masih sekolah SMA dan masih di bawah umur. Ini memang fakta yang sangat memprihatinkan, khususnya bagi kita para orangtua. Ini harus menjadi perhatian serius kita semua,” ujar Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kotim, Rihel.
Apa yang disampaikan Rihel merupakan fakta menyedihkan yang benar-benar terjadi di Kotim. Dari beberapa kali razia penyakit masyarakat belum lama ini, lebih dari sepuluh anak di bawah umur yang terjaring razia PSK.
Setelah diperiksa, rata-rata PSK dibawah umur itu mengaku terjerumus karena dua alasan, yakni faktor ekonomi dan pergaulan bebas.
“Ada yang mendapat kiriman uang sangat sedikit dari keluarganya di kampung, sementara di Sampit ini mereka harus bayar sewa barak, biaya sekolah dan lainnya, akhirnya karena tidak kuat godaan, mereka terjerumus prostitusi. Tetapi ada pula yang disebabkan pergaulan bebas. Terkadang hanya karena ingin membeli telepon canggih, mereka rela menjual diri. Ada pula yang karena faktor suka-sama suka,” ungkap Rihel. []