JAKARTA, WB – Direktur Eksekutif dari Lembaga Pusat Kajian kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Husein Yazid, tetap meyakini kalau pasangan Prabowo – Hatta unggul dari pasangan Jokowi – JK. Bahkan atas keyakinan itu, Husein mengaku siap untuk dilakukan audit oleh dewan etik.
“Kita sudah lakukan secara detil, dan itu ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan,” ujar Husein saat diskusi mingguan bertajuk ” Republik Quick Count” di bilangan Cikini, Sabtu (12/7/2014).
Husein menjelaskan, metode penelitian yang digunakan Puskaptis dalam Quick Count menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin error kurang lebih satu persen.
“Quick count ini umur pakainya itu dari jam satu sampai jam 17:00. Selebihnya mengacu pada real count,” ujarnya.
Lembaga yang menelan biaya survey sebesar 1,2 Milliar itu, kata Husein, telah menebar 625 surveyor, dimana 1 surveyour mengambil tugas satu – dua sampel tiap TPS. Dimana dari tiap TPS data yang sah, yang sudah ditandatangani oleh ketua KPPS setempat itu dikirim dan masuk kedalam server.
“Apa yang kami lakukan sudah berdasarkan kaidah teori ilmah. Jadi kalau ingin melakukan audit itu wajib hukumnya,” kata Husein.
Namun yang disayangkan oleh Husein adalah, kenapa proses audit baru dilakukan pada saat-saat sekarang ini. Seharusnya proses audit untuk lembaga survey dilakukan tiap tiga bulan, enam bulan secara berkala. Itu untuk mengetahui sejauh mana kredibilitas sebuah lembaga survey.
“Ini diaudit kalau ada masalah, itu enggak bener namanya. Kita mau diaudit asal yang melakukan itu tidak ada intervensi dari salah satu calon. Saya lihat dua orang dari lembaga anggota dewan etik itu, ternyata orang yang melakukan lembaga survey juga,” paparnya.
Husein, bahkan menantang dari delapan lembaga survey lain, untuk membuat komitmen perjanjian yang isinya bersedia untuk dibubarkan jika terjadi pelanggaran.
“Siap dibubarkan jika wasitnya KPU. Jadi kami siap menandatangani perjanjian kredibilitas, jika kami salah kami siap dibubarkan,” tandas Husein. []