JAKARTA, WB – Banyaknya anggapan kalau dukungan yang diberikan oleh partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kepada Jokowi ternyata cuma dukungan setengah hati. Hal itu konon dipicu oleh para loyalis dari ketua DPP Puan Maharani, yang diduga tidak sepenuhnya mendukung pencapresan Jokowi.
“Bila itu benar, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, harus bersikap tegas untuk menertibkan kelompok yang potensial jadi duri dalam daging. Sehingga internal tak all out memenangkan Jokowi. Ini akan mengacaukan soliditas,” tutur dosen ilmu politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago, melalui pesan singkatnya, Rabu (18/6/2014).
Memang sejak nama mantan walikota Solo itu digadang-gadang akan maju sebagai capres, Syarwi sudah memperkirakan akan terjadi perpecahan dukungan di kubu internal banteng moncong putih itu. Apalagi kubu yang berkonflik datang dari kelompok Puan Maharani.
“Ketika suara PDIP tidak mencapai 20 persen lebih, pendukung atau kelompok yang pro Puan sudah tak nyaman lagi. Karena santer terdengar, kalau PDIP dapat suara 20 persen lebih, bisa mencalonkan sendiri, maka mereka akan menyokong nama Puan sebagai cawapres Jokowi,” katanya.
Namun apa mau dikata, prediksi itupun gagal total. Suara PDI-P di pileg tak lebih sampai 20 persen. Sehingga wajar bila kemudian Puan dan kelompok pendukungnya merasa kecewa.
“Jadi telah terjadi power struggle, implikasinya pecahnya kosentrasi untuk all out mendukung seorang Jokowi,” Tandas Syarwi. []