JUDUL: Krisis memburuk di “ibu kota darurat” Sudan saat perang kian bebani sumber daya
SHOOTING TIME: 9 November 2024
DATELINE: 11 November 2024
DURASI: 00:02:33
LOKASI: PORT SUDAN, Sudan
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan orang, jalan, kendaraan, pasar, dan stasiun transportasi di Port Sudan
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): ILHAM IDRIS GASMALLA, Menteri Kesejahteraan Sosial Negara Bagian Laut Merah
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): MOHAMED AL-FATEH EZZEDDINE, Pedagang di Port Sudan
4. SOUNDBITE 3 (Bahasa Arab): MOATAZ IBRAHIM, Sopir Bus di Port Sudan
5. SOUNDBITE 4 (Bahasa Arab): AHMED MOHAMED TAHIR, Menteri Industri Negara Bagian Laut Merah
STORYLINE:
Khartoum, ibu kota Sudan, terus dilanda perang yang menghancurkan, sementara Port Sudan, ibu kota Negara Bagian Laut Merah di Sudan timur, kini menjadi tempat perlindungan sangat penting bagi para pengungsi konflik tersebut.
Sejak perang meletus pada April 2023, kota pesisir itu menjadi tempat perlindungan bagi ribuan warga Sudan yang mengungsi. Akibatnya, populasinya membengkak dan sumber dayanya terbebani akibat krisis.
Saat ini, kota itu berfungsi sebagai pusat operasi pemerintah, misi diplomatik, dan organisasi bantuan kemanusiaan. Di sisi lain, kota itu juga bergulat dengan permintaan yang terus meningkat akan layanan penting.
“Kami memiliki hampir 105.000 pengungsi yang tinggal di tempat penampungan di sini,” kata Ilham Idris Gasmalla, Menteri Kesejahteraan Sosial Negara Bagian Laut Merah. “Selain itu, sekitar 44.448 keluarga telah ditampung oleh rumah tangga setempat, dan ribuan lainnya menyewa rumah di kota ini.”
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): ILHAM IDRIS GASMALLA, Menteri Kesejahteraan Sosial Negara Bagian Laut Merah
“Ya, layanan yang tersedia di kota ini dalam kondisi seperti sekarang memang belum sepenuhnya memadai. Namun, layanan tersebut sudah mampu mengisi sebagian besar kekurangan yang muncul akibat perang ini dan keterbatasan berbagai kebutuhan.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): MOHAMED AL-FATEH EZZEDDINE, Pedagang di Port Sudan
“Terjadi kenaikan harga, termasuk kenaikan nilai tukar, karena semua produk ini berasal dari luar negeri. Oleh karena itu, kenaikan nilai tukar mata uang, kenaikan nilai tukar dolar kepabeanan, dan kenaikan harga sewa menyebabkan lonjakan harga di pasar, sehingga barang-barang itu kini tidak lagi terjangkau oleh konsumen.”
Akses terhadap air minum menjadi masalah yang kritis. Jebolnya Bendungan Arbaat di dekat Port Sudan pada Agustus lalu kian memperburuk kekurangan yang sudah terjadi. Saat ini, warga sangat bergantung pada pabrik desalinasi, yang juga kesulitan untuk memenuhi permintaan.
Infrastruktur Port Sudan juga mengalami tekanan, dengan jalan yang bobrok dan sistem transportasi yang tidak memadai.
SOUNDBITE 4 (Bahasa Arab): MOATAZ IBRAHIM, Sopir Bus di Port Sudan
“Terjadi kenaikan harga bahan bakar, dan harga suku cadang juga meningkat karena perang, dan kini menjadi mahal. Inilah alasan di balik kenaikan biaya transportasi.”
Berbagai upaya sedang dilakukan untuk mengatasi beberapa tantangan ini. Menteri Industri Negara Bagian Laut Merah Ahmed Mohamed Tahir mengatakan bahwa pemerintah sedang mencari kemitraan untuk membangun pabrik-pabrik lokal di sejumlah sektor penting. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor yang mahal.
SOUNDBITE 4 (Bahasa Arab): AHMED MOHAMED TAHIR, Menteri Industri Negara Bagian Laut Merah
“Negara bagian ini berusaha menarik para industrialis baru dan mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh ketiadaan sejumlah besar pabrik dan industri yang ada di Khartoum.”
Terletak sekitar 500 mil (atau sekitar 804 km) sebelah timur laut Khartoum di Laut Merah, Port Sudan merupakan pelabuhan utama di Sudan dan kini menjadi tempat perlindungan utama di tengah konflik yang meluas antara Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF). Kekerasan yang telah merenggut lebih dari 24.850 nyawa dan menyebabkan jutaan orang mengungsi ini terus membayangi negara itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Port Sudan, Sudan.
(XHTV)