Foto yang diabadikan pada 12 September 2023 ini menunjukkan pemandangan Kota Mogadishu di Somalia. (Xinhua/Wang Guansen)
Kedutaan Besar China di Somalia pada Kamis (12/9) menyumbangkan 1.300 ton bantuan pangan kepada badan bencana nasional Somalia yang tengah mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi dampak kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan di negara itu.
MOGADISHU, 13 September (Xinhua) — Kedutaan Besar China di Somalia pada Kamis (12/9) menyumbangkan 1.300 ton bantuan pangan kepada badan bencana nasional Somalia yang tengah mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi dampak kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan di negara itu.
Donasi tersebut diserahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Somalia (SoDMA) oleh Duta Besar China untuk Somalia, Wang Yu, dalam sebuah upacara yang diadakan di Mogadishu, ibu kota Somalia.
Dalam upacara tersebut, Wang menyampaikan komitmen pemerintah China untuk mendukung rakyat Somalia dalam melewati masa-masa sulit, terutama dalam mengantisipasi kekeringan yang dipicu La Nina.
Seorang anak perempuan mengambil air di sebuah kamp pengungsi internal di Mogadishu, ibu kota Somalia, pada 22 Maret 2017. (Xinhua/Sun Ruibo)
“Hal ini mencerminkan upaya berkelanjutan China untuk membantu Somalia dalam melewati situasi serupa seperti di masa lalu,” ujar Wang dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh SoDMA.
Komisaris SoDMA Mahamud Moallim menyampaikan rasa terima kasihnya kepada rakyat dan pemerintah China atas bantuan mereka yang sangat berharga. Dikatakannya bahwa donasi tersebut akan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh jutaan warga Somalia yang saat ini menghadapi kerawanan pangan ekstrem akibat siklus kekeringan dan banjir yang berkepanjangan.
Bantuan pangan ini datang di saat kritis ketika Somalia masih menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh dampak perubahan iklim, dan berulang kali dilanda bencana alam yang menyebabkan lumpuhnya produksi pertanian dan meningkatkan krisis kelaparan, papar SoDMA.
Prakiraan cuaca untuk Oktober-November-Desember mengindikasikan kemungkinan tinggi (lebih dari 50 persen probabilitas) terjadinya curah hujan di bawah normal, yang disebabkan oleh kondisi La Nina. Selain itu, ada kemungkinan lebih dari 60 persen bahwa musim hujan di bagian selatan dan tengah negara itu akan terjadi lebih lambat dari kondisi normal, demikian menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO). [Xinhua]