Wang Yi, yang merupakan anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) sekaligus direktur Kantor Komisi Sentral Urusan Luar Negeri China, menggelar putaran baru komunikasi strategis China-Amerika Serikat (AS) dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan di Beijing, ibu kota China, pada 27 Agustus 2024. (Xinhua/Ding Lin)
BEIJING, 1 September (Xinhua) — Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan telah menyelesaikan kunjungannya ke Beijing. Serangkaian pertemuan yang diikutinya bersama pemimpin tertinggi China serta para pejabat diplomatik dan militer senior China menunjukkan bahwa kedua negara besar tersebut sedang berupaya keras untuk menemukan cara yang tepat agar bisa mencapai kerukunan.
Ini adalah kali pertama dalam kurun waktu delapan tahun seorang penasihat keamanan nasional presiden AS melakukan kunjungan ke China, yang dipandang sebagai langkah penting untuk mengimplementasikan pemahaman bersama kedua presiden.
Atmosfer interaksi dan diplomasi yang bertanggung jawab begitu terasa pekan ini. Selama komunikasi strategis yang berlangsung selama 11 jam lebih itu, kedua belah pihak membahas penanganan sejumlah isu kompleks. Tidak realistis jika kedua belah pihak memiliki pandangan yang sama persis, tetapi akan lebih baik apabila kedua pihak berkomitmen pada interaksi yang mendalam, jujur, substantif, dan konstruktif, serta bersedia mengelola hubungan dengan cara yang berwawasan dan toleran.
Menjaga hubungan China-AS di jalur yang benar memerlukan arahan strategis dari kedua presiden. Seperti yang ditekankan oleh Presiden China Xi Jinping, ketika dua negara besar seperti China dan AS melakukan interaksi, isu yang terpenting adalah mengembangkan persepsi strategis yang benar.
Kesalahpahaman strategis AS terhadap China menjadi faktor utama yang menyebabkan memburuknya hubungan bilateral. Sementara itu, pendirian China terkait hubungannya dengan AS tetap konsisten.
Sebagaimana diutarakan oleh Xi, komitmen China terhadap target hubungan China-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan tetap tidak berubah, prinsip China dalam menangani hubungan berdasarkan rasa saling menghormati, koeksistensi damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan tetap tidak berubah, posisi China dalam menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunannya tetap tidak berubah, dan upaya China untuk melanjutkan persahabatan yang telah lama terjalin antara rakyat China dan AS tetap tidak berubah.
Kedua pihak sepakat mengenai sejumlah isu spesifik, termasuk menjaga pertukaran dan komunikasi tingkat tinggi di berbagai tingkatan, melanjutkan kerja sama di berbagai bidang, seperti inisiatif antinarkotika, penegakan hukum, dan repatriasi imigran ilegal, serta mengatasi perubahan iklim.
Pihak China juga menyoroti empat “garis merah” dalam pertemuan-pertemuan tersebut, yakni Taiwan, demokrasi dan hak asasi manusia, jalur dan sistem, serta hak untuk berkembang. China menegaskan bahwa “menyentuh ‘garis merah’ ini akan menghilangkan landasan bagi hubungan China-AS dan membuat pagar pembatas menjadi tidak berguna.”
Mengenai pertanyaan terkait isu ekonomi, perdagangan, dan teknologi, serta Laut China Selatan dan Ukraina, pihak AS masih terjebak dalam mentalitas dan retorika kuno. Selain itu, kesalahpahaman AS mengenai China dan mentalitas AS yang cenderung mencari keamanan dan keuntungan absolut masih belum teratasi. Negara tersebut benar-benar perlu bertindak dengan cara yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional, seraya menahan diri untuk tidak menjelek-jelekkan, mengambinghitamkan, atau melimpahkan kesalahan kepada China.
Samudra Pasifik cukup besar untuk China dan AS. Kebijakan luar negeri China transparan dan niat strategis China bersifat tulus, mengingat China menapaki jalur pembangunan yang damai. Di dunia yang terus berubah dan bergejolak ini, hal-hal seperti solidaritas, koordinasi, keterbukaan, dan kemajuan bersama dapat memberikan hasil yang lebih baik dibanding perpecahan, konfrontasi, pengucilan, dan regresi.
Ketika China dan AS bertindak secara bertanggung jawab, kedua negara benar-benar menjadi sumber stabilitas dalam upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia dan penggerak utama bagi pembangunan bersama. Dialog-dialog yang digelar di Beijing pekan ini merupakan langkah yang baik, dan pihak AS perlu membuat keputusan yang tepat serta melakukan hal yang benar untuk menjaga tren positif ini tetap berlanjut. [Xinhua]