JUDUL: Aksi protes warnai peringatan 1 tahun pembuangan air limbah terkontaminasi nuklir Jepang ke laut
SHOOTING TIME: 24 Agustus 2024
DATELINE: 28 Agustus 2024
DURASI: 00:02:11
LOKASI: Tokyo
KATEGORI: LINGKUNGAN
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan warga Jepang menggelar aksi protes terhadap pemerintah
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Jepang): TOSHIHIRO INOUE, Pemimpin aksi protes
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Jepang): MIKA SAKAGUCHI, Korban bencana nuklir Fukushima
4. Berbagai cuplikan warga Jepang menggelar aksi protes terhadap pemerintah
STORYLINE:
Satu tahun setelah Jepang memulai pembuangan air limbah terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang lumpuh ke laut, warga Jepang berkumpul di Tokyo untuk memprotes langkah tak bertanggung jawab tersebut. Mereka juga mengkritik pemerintah Jepang yang dianggap menyalahkan negara lain atas dampak negatif pembuangan limbah terkontaminasi tersebut terhadap reputasi boga bahari (seafood) domestik.
Aksi protes yang digalang oleh sejumlah kelompok sipil Jepang itu digelar pada Sabtu (24/8), tepat satu tahun setelah Tokyo Electric Power Company (TEPCO), atau pihak operator PLTN tersebut, secara resmi mulai membuang air yang terkontaminasi nuklir dari PLTN Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Jepang): TOSHIHIRO INOUE, Pemimpin aksi protes
“Kami berharap mereka segera menghentikan pembuangan air yang terkontaminasi nuklir ke laut.
Kini, pemerintah Jepang dan TEPCO ingin memberikan kompensasi kepada kami berupa uang tutup mulut. Namun, saya pikir ini tidak ada hubungannya dengan uang. Keinginan kami yang paling mendesak adalah agar para nelayan dapat tetap menangkap ikan dengan tenang, dan (produk) seafood terjamin aman.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Jepang): MIKA SAKAGUCHI, Korban bencana nuklir Fukushima
“Ini adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa pembuangan air limbah terkontaminasi nuklir ke laut telah mencemari laut. Seberapa pun air limbah tersebut diencerkan, jika pembuangan itu terus berlanjut, banyak polutan akan mengalir ke laut.
Banyak warga menyadari hal ini dan merasa sangat marah.
Pascakebocoran nuklir tersebut, saya kehilangan rumah saya karena dibongkar akibat kontaminasi radiasi.
Saya rasa pemerintah Jepang mahir dalam (menggunakan) taktik mengelak. Pelaku sebenarnya adalah Jepang. Negara-negara tetangga termasuk China dan warga sipil kami adalah korban yang sebenarnya.”
Hingga saat ini, Jepang telah melakukan delapan kali pembuangan, dengan total volume pelepasan air terkontaminasi nuklir itu mencapai sekitar 63.000 ton dalam setahun terakhir.
Selain itu, berbagai insiden keselamatan telah terjadi di PLTN yang lumpuh tersebut dalam setahun terakhir, memicu meningkatnya kekhawatiran dan keraguan di kalangan masyarakat setempat.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Tokyo.
(XHTV)