JUDUL: Kelaparan paksa wanita Gaza jual perhiasan demi makanan di tengah berlanjutnya konflik
SHOOTING TIME: Dokumentasi
DATELINE: 9 Juli 2024
DURASI: 00:01:38
LOKASI: GAZA, Palestina
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan penjual perhiasan di Gaza
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): MOHAMMED, Pedagang perhiasan yang berbasis di Deir al-Balah
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SAMIHA AL-JAMAL, Wanita Palestina
4. Berbagai cuplikan Gaza
STORYLINE:
Perang di Jalur Gaza yang telah berlangsung selama sembilan bulan menimbulkan kerugian pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasar ketenagakerjaan dan ekonomi Palestina yang lebih luas.
Banyak wanita terpaksa menjual perhiasan untuk menghidupi keluarga mereka.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): MOHAMMED, Pedagang perhiasan yang berbasis di Deir al-Balah
“Sebelum perang, terdapat permintaan besar di tengah masyarakat untuk membeli perhiasan. Namun sayangnya, kini permintaan itu berubah menjadi permintaan untuk menjual perhiasan. Saat ini, tidak ada kemungkinan untuk membeli perhiasan karena perang, dan hal ini yang mendorong para wanita untuk menjual perhiasan demi bertahan hidup. Sayangnya, kami hidup di masa-masa yang gelap dan sulit, dan itulah yang menjadi alasan (mereka) menjual perhiasan.”
Menurut Zuheir, seorang pedagang perhiasan yang berbasis di Khan Younis, satu gram perhiasan emas dijual seharga 50 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.281) sebelum pecahnya konflik. Kini, satu gram hanya dijual seharga 30 dolar AS. Uang senilai itu hanya dapat membeli tak lebih dari dua kilogram gula di Gaza utara, berdasarkan data dari laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Mei.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SAMIHA AL-JAMAL, Wanita Palestina
“Saya memiliki sebuah cincin dan sepasang anting, dan saya datang untuk menjualnya demi bertahan hidup. Kami mengungsi dari Jabalia ke Nuseirat, ke Rafah, dan kemudian ke Khan Younis, dan sekarang saya kembali ke Nuseirat. Untuk memberi makan anak-anak saya, saya terpaksa menjual apa yang tersisa dari perhiasan saya.”
Israel melancarkan serangan berskala besar di Jalur Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu, setelah Hamas meluncurkan serangan di Israel selatan yang merenggut sekitar 1.200 nyawa dan menyandera lebih dari 200 orang.
Jumlah warga Palestina yang tewas bertambah menjadi 38.193 orang, sementara 87.903 lainnya mengalami luka-luka, ungkap otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza dalam sebuah pernyataan pada Senin (8/7).
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza, Palestina.
(XHTV)