Wahana antariksa berawak Shenzhou-18, yang dibawa oleh roket pengangkut Long March-2F, diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut pada 25 April 2024. (Xinhua/Lian Zhen)
BEIJING, 31 Mei (Xinhua) — David Evans, seorang pakar kimia asal Inggris, mengenang kembali dasi miliknya yang berhiaskan huruf-huruf Mandarin yang mewakili unsur-unsur kimia. Aksesori istimewa tersebut tidak hanya menunjukkan kecintaannya pada ilmu pengetahuan, tetapi juga sering mengingatkannya pada momen ketika dirinya bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Empat tahun lalu, dalam sebuah resepsi Festival Musim Semi di Beijing, Presiden Xi sempat memperhatikan dasi Evans saat berjabat tangan dengannya. Kala itu, Xi berujar kepada Evans, “Saya bisa menebak profesi Anda. Kita bisa saja menjadi rekan sejawat, (karena) saya belajar teknik kimia (di bangku universitas).”
Evans, seorang profesor di Universitas Teknologi Kimia Beijing, sangat terkejut sekaligus senang ketika mengetahui latar belakang akademis Presiden Xi di Universitas Tsinghua pada 1970-an.
Namun, yang lebih membuatnya kagum adalah pidato Xi dalam sebuah simposium yang dihadiri oleh para ilmuwan pada September 2020 lalu, yang di dalamnya banyak mengutip pengetahuan dan prinsip-prinsip ilmiah serta fakta sejarah.
“Saya jarang sekali melihat seorang pemimpin negara yang memiliki kemampuan untuk terlibat dalam diskusi mendalam tentang hukum dan logika ilmiah,” kata Evans.
Seraya menyebut bahwa kunci modernisasi China terletak pada ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), Xi menunjukkan ketertarikan yang besar pada bidang-bidang terobosan (frontier). Presiden Xi tidak asing dengan dunia kemajuan mutakhir, bahkan konsep-konsep seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), kuantum, dan teknologi otonomos kerap disebut dalam pidatonya. Selama kunjungan inspeksi nasionalnya di seluruh China, Xi telah mengunjungi lembaga-lembaga penelitian dan perusahaan-perusahaan iptek, dan bahkan sering terlihat mempelajari perkembangan gawai-gawai terbaru dalam berbagai pameran teknologi.
Xi juga sangat menghormati para pahlawan di balik berbagai terobosan iptek di China.
Saat mempersembahkan penghargaan nasional tertinggi kepada ilmuwan-ilmuwan yang duduk di kursi roda, atau melakukan panggilan video dengan para taikonaut yang sedang menjalani misi di luar angkasa, Xi senantiasa mengungkapkan kepeduliannya terhadap orang-orang yang berada di garis depan inovasi bangsa.
Sebelum peluncuran wahana antariksa berawak Shenzhou-10 pada 2013, Xi meminta agar bacang ditambahkan ke dalam pantri wahana antariksa itu sehingga para kru yang mengorbit dapat merayakan Festival Perahu Naga di luar angkasa, seperti di rumah mereka sendiri di Bumi.
Selain menjamin bahwa semua kontribusi diakui dan diapresiasi, Xi berkomitmen untuk meringankan beban para ilmuwan dan engineerserta membantu mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Pada Mei 2021, saat berpidato dalam pertemuan akademisi dan perwakilan pekerja iptek, Xi menyoroti upaya reformasi manajemen di bidang iptek, seperti membebaskan para pekerja iptek dari kegiatan formalistis dan birokratis serta menghapuskan kriteria evaluasi talenta yang sudah ketinggalan zaman yang hanya berfokus pada makalah, sertifikat, atau penghargaan. Sebagai gantinya, Xi mengusulkan sistem evaluasi baru yang didasarkan pada inovasi, kemampuan, dan kontribusi.
Menyadari tekanan finansial yang sering dihadapi oleh para ilmuwan, Xi menganjurkan agar para ilmuwan diberikan kekuasaan pengambilan keputusan yang lebih besar atas jalur teknis dan penggunaan anggaran.
Para pekerja di bidang iptek, yang merayakan Hari Pekerja Iptek Nasional kedelapan pada 30 Mei, telah memperoleh manfaat dari kondisi kerja yang lebih baik dan dukungan pemerintah yang makin ditingkatkan seiring dengan upaya mereka untuk berinovasi.
Dalam satu dekade terakhir, China telah mengalami peningkatan signifikan dalam pendanaan untuk penelitian dan pengembangan (litbang), yang meningkat dari 1 triliun yuan (1 yuan = Rp2.243) atau sekitar 140 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.253) pada 2012 menjadi 3,09 triliun yuan pada 2022. Sebagai indikator penting yang mengukur inputtenaga kerja iptek, jumlah personel litbang purnawaktu atau yang setara di China meningkat dari 3,247 juta orang pada 2012 menjadi 6,354 juta orang pada 2022.
Xi juga memberikan perhatian khusus kepada para ilmuwan asing, terutama yang berasal dari negara-negara berkembang, yang berkomitmen untuk melakukan pertukaran iptek dan kerja sama dengan China.
Tahun lalu, Xi membalas surat dari ilmuwan Kuba kenamaan, Pedro A. Valdes-Sosa, yang timnya di China menorehkan kemajuan besar dalam penelitian ilmu otak dan kerja sama neuroteknologi China-Kuba.
Xi menyatakan harapannya agar kerja sama China-Kuba di berbagai bidang, termasuk bidang iptek, dapat terus berlanjut di era baru dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat kedua negara.
Dorongan presiden China untuk kolaborasi iptek internasional tecermin dalam banyak inisiatif. Penghargaan sains tertinggi China kini terbuka bagi kandidat asing. Selain itu, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra yang diprakarsai China telah mendukung ribuan ilmuwan muda asing untuk terlibat dalam penelitian ilmiah dan pertukaran akademis di China. Misi luar angkasa China pun terbuka untuk muatan penelitian ilmiah asing.
“Kami berusaha keras untuk memperluas manfaat inovasi iptek ke lebih banyak negara dan masyarakat,” tutur Xi. [Xinhua]