JUDUL: Kerja sama China-Thailand di bidang taksi listrik ubah bandara Thailand jadi lebih hijau
SHOOTING TIME: 15 Maret 2024
DATELINE: 24 Maret 2024
DURASI: 00:02:06
LOKASI: Bangkok
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Bandar Udara Suvarnabhumi
2. Berbagai cuplikan mobil EV di Bandar Udara Suvarnabhumi
3. SOUNDBITE 1 (Bahasa Thailand): SUCHAT, Pengemudi taksi di Bangkok
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): LIAO YUJIANG, Chief account director Aion (Thailand)
5. Berbagai cuplikan Bandar Udara Suvarnabhumi
STORYLINE:
Bandar Udara Suvarnabhumi di Bangkok merupakan bandara tersibuk di Thailand, menyambut lebih dari 50 juta pelancong setiap tahunnya.
Menyadari perlunya opsi perjalanan yang berkelanjutan, Airports of Thailand (AOT) telah bekerja sama dengan produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) China GAC Aion untuk memperkenalkan layanan taksi listrik sejak Januari tahun ini.
Inisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan pengalaman penumpang, tetapi juga untuk mendorong bandara itu menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan.
Suchat (58) telah berkecimpung di industri taksi selama delapan tahun.
Meski dia memiliki tujuh taksi bermesin pembakaran, akuisisi baru-baru ini atas taksi listrik GAC Aion menandai perubahan signifikan dalam perjalanan bisnisnya.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Thailand): SUCHAT, Pengemudi taksi di Bangkok
“Menurut saya, mobil listrik menghasilkan lebih sedikit polusi udara. Mesin mobil listrik lebih baik dibandingkan mobil berbahan bakar bensin. Hampir semua penumpang terkesan dengan fakta bahwa taksi listrik ini hampir tidak mengeluarkan suara bising dan jauh lebih halus dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): LIAO YUJIANG, Chief account director Aion (Thailand)
“Biaya untuk mobil berbahan bakar fosil atau gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG) mencapai sekitar 0,35 hingga 0,4 yuan (1 yuan = Rp2.175) per kilometer (km), sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk mobil listrik berkisar antara 0,15 hingga 0,2 yuan, memangkas 0,2 yuan per km. Ini merupakan faktor penting untuk menarik pengemudi taksi agar dapat melakukan perubahan.”
Lanskap otomotif Thailand telah mencatatkan lonjakan adopsi kendaraan listrik, dengan produsen mobil China memimpin lonjakan tersebut.
Pada 2023 saja, penjualan kendaraan listrik murni di Thailand melampaui 73.000 unit, meningkat sebesar 603,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara khusus, lebih dari 80 persen kendaraan itu adalah merek China, yang menandakan perubahan besar dalam preferensi otomotif di negara tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Bangkok.
(XHTV)