WARTABUANA – Kompetisi Produksi Film Pendek Layar Indonesiana ke- 4 bertema Kemanusiaan, Alam, dan Budaya menerima pendaftaran sampai 30 April 2024. Penyelenggara hanya memilih 10 proposal terbaik untuk mendapatkan pendukungan dana produksi, lokakarya perfilman, dan sesi mentoring dari filmmaker profesional.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selaku penyelenggara menyatakan, kompetisi ini untuk meregenerasi sineas muda di Tanah Air. “Kompetisi film pendek ‘Layar Indonesiana’ sangat strategis untuk regenerasi sineas muda, berkaitan dengan penciptaan-penciptaan karya seni yang makin terhubung,” kata Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra dalam Media Gathering ” di kawasan Senayan Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Mahendra menambahkan, kompetisi tersebut juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan film pendek berkualitas yang diproduksi oleh talenta muda berbakat di seluruh Indonesia. Kegiatan itu juga sebagai wadah untuk meningkatkan kapasitas kemampuan para sineas, di mana penyelenggara memberikan pendampingan pada setiap tahap produksi film.
Pada kompetisi sebelumnya, penyenggara menerima sekitar 300 proposal. Tahun ini ada sekitar 700 proposal yang diterima. Faktnya ini menjadi bakti antusiasme para filmmaker di Indonesia yang terus meningkat sepanjang waktu.
Semua proposal yang diterima, akan melalui proses kurasi oleh tim profesional sehingga setiap karya film yang diproduksi memiliki standar dan kualitas yang baik. Film pendek dari kompetisi sebelumnya telah ditayangkan dalam berbagai festival serta memenangi sejumlah penghargaan internasional.
Menurut Ifa Isfansyah, Produser & Sutradara Film sekaligus Kurator Layar Indonesiana, tahun 2024, festival Layar Indonesiana kita melihat aspek film dari alam, cinematography. “Untuk tahapan seleksi, kita melihat film itu ada impact bagi film pendek. Beberapa proposal untuk pembuatan film pendek yang sudah diterima kepada kami, juga ada program pendampingan sehingga bisa meningkatkan kualitas film pendek, ” jelasnya.
Ifa Isfansyah menambahkan untuk tahapan seleksi, kita melihat film itu ada impact bagi film pendek. “Beberapa proposal untuk pembuatan film pendek yang sudah diterima kepada kami, juga ada program pendampingan sehingga bisa meningkatkan kualitas film pendek.
Sementar itu, kurator lain, Yulia Evina Bhara mengatakan film pendek ini bukan saja hanya dikonsumsi dan ditonton oleh penonton Indonesia, juga bisa ditonton oleh masyarakat internasional. “Secara administrasi juga diatur dan yang terpenting adalah nilai originalitas dari film pendek tersebut,” ungkapnya.[]