WARTABUANA – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 digelar di Johannesburg, Afrika Selatan. Blok tersebut beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Mereka saat ini menyumbang sekitar seperempat dari Produk Domestik Bruto (PDB) global.
Para pakar mengatakan bahwa kerja sama BRICS yang diperkuat akan memainkan peran krusial dalam menstabilkan ekonomi dunia.
WILLIAM JONES, Kepala biro Washington untuk publikasi Amerika Serikat (AS) di Executive Intelligence Review:
“Lihat saja angka perdagangan dan investasi internasional, bahwa BRICS memainkan peran yang jauh lebih penting, peran yang jauh lebih besar dalam ekonomi dunia dibandingkan sebelumnya. BRICS memainkan peran penstabil bagi negara-negara berkembang.”
Hari ini, lebih dari 20 negara ingin bergabung dengan BRICS.
Para pakar mengatakan bahwa hal ini mencerminkan kredibilitas mekanisme tersebut.
SWARAN SINGH, Profesor di Sekolah Studi Internasional, Universitas Jawaharlal Nehru:
“Kali ini, Afrika Selatan mengundang 65 kepala negara dalam hal penjangkauan BRICS-Afrika serta (dialog) ‘BRICS Plus’, dan juga dalam hal kombinasi pemimpin Afrika dan BRICS. Jadi, minat yang sangat besar yang dihasilkan BRICS, dengan banyaknya negara yang ingin bergabung dengan BRICS, merupakan cerminan dari kredibilitas BRICS, potensi negara-negara BRICS, dan bagaimana dunia memandang BRICS sebagai organisasi masa depan.”
Selama bertahun-tahun, BRICS telah secara aktif mempromosikan kerja sama di kalangan pasar emergingdan negara-negara berkembang di bawah model “BRICS Plus”.
MICHEL RUIMY, Ekonom, Profesor ilmu ekonomi di Sciences Po Paris dan ESCP Eropa:
“Penting untuk dipahami bahwa BRICS membantu negara-negara kurang berkembang untuk mengembangkan perekonomian mereka, mengurangi kemiskinan, dan yang terpenting, menghapus kesenjangan sosial. Itulah sebabnya menurut saya pertemuan ini sangat penting.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing. (XHTV)