SHANGHAI – Ali, seorang pengusaha Afghanistan yang membawa permadani, kerajinan tangan, dan kacang pinus dari kampung halamannya untuk dijual di China, saat ini sedang sibuk memilih produk untuk dipajang dalam Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) kelima, yang dijadwalkan dibuka pada 5 November.
Pada Agustus 2021, rute pengiriman kacang pinus dari Afghanistan ke China ditangguhkan karena perubahan politik di Afghanistan. Pada Oktober, atas permintaan pemerintah sementara Afghanistan, pemerintah China segera memperbarui izin penerbangan sewaan dan memulihkan pengiriman kacang pinus via jalur udara.
ALI, Pengusaha Afghanistan:
Tahun lalu (2021), banyak kacang pinus di Afghanistan tidak dapat diekspor ke China. Saat itu, pemerintah China menawarkan kebijakan yang menguntungkan bagi impor kacang pinus ke pasar China. Sejak saat itu, saya mulai menjajaki pasar China untuk kacang pinus. Kami mengimpor kacang pinus dari Afghanistan ke China dan memprosesnya dengan merek kami sendiri. Kami juga mulai mempromosikan merek kami di China.”
Menurut Ali, CIIE merupakan platform yang sangat penting bagi pengusaha Afghanistan seperti dirinya.
“Setelah kami berpartisipasi dalam CIIE dan menetap di Greenland Trading Hub tahun lalu, kami menemukan bahwa kami membutuhkan platform seperti itu. Banyak konsumen di China mengetahui produk kami melalui pemberitaan media, tetapi mereka tidak tahu di mana dapat menemukan produk-produk Afghanistan ini. Jadi kami membuka Paviliun Impor Afghanistan di Greenland Trading Hub.”
Statistik menunjukkan pada 2021, China mengimpor lebih dari 3.400 ton kacang pinus Afghanistan dengan volume perdagangan mencapai lebih dari 40 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.652).
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Shanghai, China. (XHTV)