PHNOM PENH – Kamboja pada Rabu (21/9) menetapkan upah minimum bulanan baru untuk pekerja di sektor pakaian, alas kaki, dan perlengkapan perjalanan negara itu di angka sekitar 200 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.033) mulai 2023, naik 3,09 persen dari level saat ini, yaitu 194 dolar AS, kata Menteri Tenaga Kerja Kamboja Ith Samheng.
Pengumuman itu dirilis setelah Dewan Nasional untuk Upah Minimum melakukan pemungutan suara dan menetapkan upah minimum sebesar sekitar 198 dolar AS per bulan untuk tahun depan, yang kemudian dinaikkan sebesar 2 dolar AS oleh pemerintah.
Seluruh 51 anggota dewan tersebut meliputi perwakilan pemerintah, kelompok produsen, dan serikat pekerja.
“Hari ini, Dewan Nasional untuk Upah Minimum menetapkan upah minimum bulanan 198 dolar dan Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen menambahkan dua dolar lagi, jadi upah minimum bulanan untuk industri pakaian, alas kaki, dan perlengkapan perjalanan untuk tahun 2023 adalah 200 dolar,” kata Samheng usai pemungutan suara.
“Upah minimum baru ini akan berlaku mulai 1 Januari 2023,” imbuhnya.
Selain upah, pekerja di sektor pakaian, alas kaki, dan perlengkapan perjalanan juga akan menerima tunjangan tambahan sebesar 21-32 dolar AS per bulan untuk kehadiran reguler, transportasi, sewa, dan bonus senioritas, kata sang menteri.
“Ini merupakan pertanda baik bagi para pekerja kami, dan saya yakin kenaikan upah akan berkontribusi lebih jauh dalam meningkatkan penghidupan pekerja kami,” katanya.
Industri pakaian, alas kaki, dan perlengkapan perjalanan merupakan penyumbang devisa terbesar bagi negara Asia Tenggara tersebut, dan sektor ini terdiri dari sekitar 1.100 pabrik dan cabang dengan sekitar 750.000 pekerja yang sebagian besar berjenis kelamin perempuan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Phnom Penh. (XHTV)