WARTABUANA – Kapal Motor (KM) Keyla 1 tenggelam pada 2 Maret 2022. Tidak ada korban jiwa. Namun kapal karam itu diangkat ke permukaan sebulan kemudian. Pemilik kapal merasa dirugikan oleh PT Anugerah Samudera Madanindo (ASM) sebagai penyewa kapal.
Menurut keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB di dekat lokasi jaring hiu Intake Bag.900. KM Keyla 1 yang membawa 17 penumpang yang umumnya karyawan PT ASM dan 4 kwintal barang dihantam gelombang setinggi hampir dua meter dan langsung tenggelam.
Para penumpang ditemukan oleh kru SWIX di ch.900 dekat jaring hiu dan diselamatkan menggunakan speedboat dari SWIX. “Seharusnya kalau cuaca buruk, KM Keyla 1 tidak boleh berangkat, tapi ini berangkat jadi terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan kapal KM Keyla 1 tenggelam,“ cerita seorang petugas keamanan.
Menurut petugas yang tidak mau disebutkan namanya itu, PT ASM telah ceroboh dan tidak mengutamakan keselamatan. “Seharusnya saat naik kapal, para penumpang memakai pelampung sebagai perlengkapan keselamatan,” tandasnya.
Dia menyimpulkan, PT ASM telah melakukan kelalaian keselamatan yang mengakibatkan kapal KM Keyla 1 tenggelam di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Klidang Lor, Batang, Jawa Tengah karena overload.
“Kita disini tahu kalau KM Keyla 1 memang tenggelam, tapi pihak PT. ASM tidak mau diekpos, jadi kita tidak menindaklanjuti mencatat kejadiannya,” kata Amin M, petugas Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Batang beberapa waktu yang lalu.
Lebih lanjut, Amin menerangkan bahwa pada saat kejadian ia tidak bertugas, tapi rekannya yang bertugas. “Tapi kalau yang bersangkutan tidak mau diproses jadi kita tidak memproses. Lagi pula tidak ada korban jiwa dan kapalnya sudah diangkat,” terangnya.
Amin menyampaikan, pihaknya tidak mau mencampuri segala hal di luar wewenangnya. “Kita disini bertugas untuk mengupayakan perdamaian demi menjaga keamanan dan ketertiban daerah perairan ini,” ujarnya.
Menurut Purwanto, nahkoda KM Keyla 1 saat itu kapal penuh dan hampir semua penumpangnya membawa barang. “Dari Batang, kita bawa belanjaan, kebetulan orang-orang pada belanja semua, yang lain ikut semua, sama-sama dari PT.ASM,” ungkap Purwanto.
Mendekati PLTU, tiba-tiba terjadi ombak besar. “Waktu itu tidak imbang jadi kapal oleng, muatan barangnya banyak 4 kwintal, yang naik juga melebihi kapasitas 17 orang, “ ujarnya menguraikan kapasitas kapal maksimal 10 penumpang.
Namun, Danang Siswoyo, pemilik KM Keyla 1 menungkapkan bangkai kapalnya sekarang terbengkalai dan sudah meminta ganti rugi dari PT.ASM yang menyewa kapalnya. “Saya sudah menyampaikan tapi mereka diam saja, tidak ada tanggapan sampai sekarang,” keluhnya.
Danang menceritakan sekitar satu bulan, kapalnyha dibiarkan di dasar laut. “Tanggal 2 April baru diangkat, tapi itu pun saya harus membersihkan sendiri kapalnya. Besar juga biayanya. Kemudian, setelah itu kapal ditarik ke sungai,” tuturnya.
Menurut Danang, pihaknya selalu menyediakan pelampung sebagai perlengkapan keselamatan penumpang kapal, tapi dihari nahasa itu para penumpangnya tidak memakai pelampung.
Dangan sangat menyesalakan, sampai saat ini, pihak PT.ASM, tidak memberikan tanggapan pasti dan terkesan menutup-nutupi kejadian tenggelamnya KM Keyla 1. []